BI: Indonesia Perlu 3 Pilar Reformasi Struktural

Bisnis.com,23 Jun 2014, 19:47 WIB
Penulis: Sukirno

Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia menekankan pentingnya mempercepat reformasi struktural untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi dan berkelanjutan.

Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo mengatakan reformasi struktural tidak bisa ditunda bila semua pihak ingin perekonomian Indonesia kembali tumbuh tinggi.

Menurutnya, terdapat tiga pilar kebijakan reformasi struktural yang harus segera dibangun. Pertama, peningkatan daya saing industri nasional. Kedua, peningkatan kemandirian ekonomi nasional dan ketiga yakni penguatan sumber pembiayaan pembangunan yang berkelanjutan.

Dia menambahkan, reformasi struktural juga perlu ditopang dengan kebijakan ketahanan energi dan kebijakan ketahanan pangan, serta kebijakan untuk membangun infrastruktur, SDM, teknologi tepat guna dan kelembagaan.

Terkait dengan kawasan timur Indonesia, Bank Indonesia menekankan upaya peningkatan nilai tambah industri mineral dan pertambangan dan kemandirian pangan serta energi.

“BI mendorong percepatan reformasi struktural di kawasan timur Indonesia khususnya terkait peningkatan nilai tambahan sektor mineral dan pertambangan dengan industri pengolahan mineral”, katanya dalam keterangan pers yang dikutip dari laman BI, Senin (23/6/2014).

Pada kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara juga menekankan bahwa reformasi struktural perlu mendapat dukungan dari daerah.

“Di era otonomi saat ini, pemerintah daerah memiliki kewenangan dan kapasitas fiskal yang cukup besar untuk mendorong terjadinya perubahan,” demikian disampaikan Mirza.

“Pemimpin daerah juga memiliki pemahaman yang baik tentang factor endowments di daerahnya masing-masing yang berpotensi untuk dieksploitasi demi kemajuan ekonomi," ujarnya.

Selain itu, lanjut Mirza, daya saing ekonomi nasional akan lebih kuat apabila seluruh wilayah Indonesia membentuk sebuah ekosistem inovasi berbasis industri yang terintegrasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor:
Terkini