Fitch Ganjar Sukuk dan Obligasi BII dengan Peringkat AAA dan AA

Bisnis.com,23 Jun 2014, 16:25 WIB
Penulis: Lavinda
Kantor pelayanan BII. Obligasi dan Sukuk perseroan diganjar AAA dan AA/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—Fitch Ratings mengganjar sukuk berkelanjutan sebesar dan obligasi subordinasi berkelanjutan PT Bank Internasional Indonesia Tbk senilai total Rp4 triliun dengan peringkat AAA(idn) dan AA(idn).

Program sukuk berkelanjutan 2014 sebesar Rp1 triliun, berikut dengan sukuk tahap I/2014 maksimal Rp300 miliar dengan tenor 3 tahun ditetapkan pada peringkat AAA(idn).

Sementara itu, program obligasi subordinasi berkelanjutan senilai Rp3 triliun, serta penerbitan tahap pertamanya yang maksimal Rp1,5 triliun bertenor 7 tahun ditetapkan dengan peringkat AA(idn).

Hasil penerbitan obligasi tersebut akan digunakan untuk mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan.

Analis Fitch Ratings Indonesia Stefanus Yuniardhi menyampaikan peringkat mencerminkan tingginya potensi dukungan pembayaran tepat waktu dari pemegang saham mayoritas, Malayan Banking Berhard (Maybank).

Pandangan itu didasari peran strategis BII terhadap pertumbuhan bisnis regional Maybank di Asia Tenggara, kepemilikan saham mayoritas, dan integrasi tinggi dari pemilik saham mayoritasnya.

“Kualitas aset BII tetap terjaga dengan rasio pinjaman bermasalah sebesar 2.1% pada akhir Maret 2014 dan 2013,”ujarnya seperti dikutip dari rilis, Senin (23/6/2014).

Dipaparkan, permodalan inti bank berada di bawah rata-rata industri sebesar 18%, dengan rasio modal inti sebesar 10% pada akhir Maret 2014. Fitch menilai BII akan memerlukan suntikan modal dari pemegang saham untuk mendukung pertumbuhan bisnisnya.

Rasio laba bersih terhadap aset turun menjadi sebesar 0,6% di kuartal pertama 2014 dari posisi pada 2013 lalu 1,3%, dan di bawah rata-rata industri sebesar 2,9%. Fitch berpendapat bahwa profitabilitas bank akan mengalami tekanan dengan kondisi ekonomi yang lebih menantang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini