Kinerja Manufaktur Asia Menguat, Zona Euro Melemah

Bisnis.com,01 Jul 2014, 21:32 WIB
Penulis: Aura Purify
Manufaktur China/Reuters

Bisnis.com, TOKYO--Aktivitas manufaktur di pusat industri Asia, yakni China dan Jepang, meningkat pada Juni akibat bertambahnya permintaan rumah. Namun, keadaan sebaliknya justru dialami zona euro akibat melambatnya industri otomotif Jerman.

HSBC PMI (Purchasing Managers Index) China naik menjadi 50,7. Sementara itu, PMI resmi China tercatat mencapai nilai tertinggi dalam 6 bulan terakhir yakni 51,0.

"Angka-angka China amat baik. Otoritas yang ada cukup membantu mengawal perekonomian ke arah yang ingin dituju," kata Peter Dixon, ekonom Commerzbank, Selasa (1/7/2014).

Sebaliknya, di zona euro nilai PMI telah menurun dari 52,2 pada Mei menjadi 51,8 pada Juni, mencatatkan angka terendah sejak November.

"ECB [European Central Bank] akan terus mengikuti angka-angka ini pada bulan-bulan berikutnya dan mengharapkan akan adanya peningkatan. Mari kita lihat dalam enam bulan ke depan ini," ucap Dixon.

Di Jepang, survei bank sentral dan PMI menunjukkan gambaran yang sama mengenai peningkatan aktifitas industri.

PMI Jepang mencapai puncak pada nilai 50 poin untuk yang pertama kali dalam 3 bulan. Namun kenaikan pajak penjualan pada April lalu tetap menahan laju kenaikannya. Meskipun demikian, industri tetap optimis mengenai outlook ke depannya.

"Ini hasil yang baik. Hasil Tankan mendukung visi pertumbuhan ekonomi Bank Sentral Jepang," kata Takuji Aida, Societe Generale.

Di Indonesia sendiri, aktivitas manufaktur sedang tumbuh dengan pesatnya. Lalu di India, ekonomi terbesar ketiga di Asia, kinerja industri mencapai puncaknya dalam 4 bulan terakhir. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor:
Terkini