Harga Logam Industri Serentak Merah

Bisnis.com,06 Jul 2014, 17:31 WIB
Penulis: Lucky Leonard
Nikel/

Bisnis.com, LONDON--Komoditas logam industri pada akhir pekan serentak mengalami penurunan, khususnya nikel yang mengalami kelebihan pasokan.

Nikel turun dari level tertinggi selama enam pekan di London setelah pasokan melebihi perkiraan. Hal tersebut dikarenakan adanya kekhawatiran kekurangan pasokan setelah Indonesia memberlakukan larangan ekspor bijih mentah sejak Januari lalu.

BNP Paribas SA memperkirakan produksi nikel akan melebihi permintaan sebanyak 50.000 metrik ton tahun ini sebelum mengalami defisit pada 2015.

Head of Commodity research Natixis di London Nic Brown mengatakan bahwa untuk saat ini masih ada surplus kecil dari logam ini.

“Tidak ada indikasi bahwa salah satu kandidat [Presiden Indonesia] akan mengubah larangan ekspor terkait bahan baku mentah,” katanya menanggapi aturan tersebut.

Sebelumnya, akibat aturan pemerintah tersebut, sepanjang tahun ini harga nikel telah melonjak sebesar 56% dan diperkirakan masih akan melambung 40% lagi.

Nikel untuk pengiriman dalam 3 bulan di London Metal Excange (LME) pada akhir pekan tergelincir ke nilai US$19.472 per ton setelah sehari sebelumnya menyentuh level US$19.990 per ton, tertinggi sejak 20 Maret.

Selain itu, tembaga pada perdagangan akhir pekan di LME terkoreksi US$25 atau 0,35% ke level US$7.150 per metrik ton. Begitu juga dengan timah yang merosot US$125 atau 0,55% ke level US$22.775 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor:
Terkini