Bulog Jatim Kesulitan Serap Kedelai

Bisnis.com,09 Jul 2014, 18:04 WIB
Penulis: Miftahul Ulum

SURABAYA-Bulog Jawa Timur sulit mendapatkan kedelai dari petani karena harga beli petani yang ditetapkan pemerintah lebih rendah dibandingkan harga pasaran.

Kepala Bulog Jatim Rusdianto menguraikan harga kedelai di tingkat petani berkisar Rp8.200-Rp8.500 per kg. Harga pembelian petani periode Juli-September 2014 yang ditetapkan Kementerian Perdagangan Rp7.600 per kilogram.

“Kami harus bersaing dengan pembeli langsung, seperti pengrajin tahu tempe di lapangan,” jelasnya, Rabu (9/7/2014).

Bulog Jatim sepanjang tahun ini ditarget dapat membeli 17.000 ton kedelai petani. Namun, semester pertama 2014 hanya mampu membeli sekitar 200 ton.

Kementerian Perdagangan periode April-Juni 2014 menetapkan harga beli petani Rp7.500 per kilogram. Pada periode Juli-September ditetapkan Rp7.600 per kg atau naik 1,3%.

Harga beli tersebut berfungsi sebagai batas bawah pembelian bila harga kedelai di pasaran anjlok. Meski demikian, kenyataannya harga jual kedelai petani lebih tinggi dari harga yang dipatok pemerintah. 

Sementara di sisi lahan, luas pertanaman kedelai Jawa Timur pada 2014 202.906 hektare turun 3,66% dibandingkan luas pertanaman 2013 sebesar 210.618 hektare.

Kepala Badan Pusat Statistik Jawa Timur Sairi Hasbullah menguraikan berdasar angka ramalan I 2014 produksi kedelai provinsi ini 326.154 ton turun 3.310 ton (1%) dibanding realisasi produksi  2013 sebesar 329.461 ton.

“Pengaruh harga yang kurang baik menyebabkan petani kurang berminat menanam kedelai sehingga mereka beralih ke komoditas tanaman lain,” jelasnya.

Produksi nasional kedelai 2014 diprediksi 892.602 ton naik sekitar 14,44% dibanding tahun lalu 779.992 ton. Kontribusi Jatim terhadap produksi nasional di kisaran 43%. Konsumsi kedelai nasional berkisar 2,4 juta ton sehingga sisa kebutuhan dipenuhi dari impor.

Dalam perkembangan lain, Dinas Pertanian Provinsi Jatim tahun ini menggandeng TNI Angkatan Darat menargetkan dapat menambah 72 hektare areal tanaman kedelai. Ekstensifikasi lahan tersebut menggunakan lahan tidur milik TNI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Taufik Wisastra
Terkini