Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan perbankan memprediksi suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) masih akan bertahan pada level 7,5% hingga beberapa waktu ke depan, meskipun neraca perdagangan pada Mei 2014 telah mencatatkan surplus senilai US$70 juta.
Arif Wiryawan, Corporate Secretary PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) memperkirakan bank sentral masih akan mempertahankan suku bunga acuan pada level yang sama hingga kondisi neraca perdagangan relatif stabil.
Menurutnya, ada peluang BI Rate akan diturunkan pada kuartal III/2014 jika tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah membaik dan kondisi politik stabil pascapemilihan presiden dan wakil presiden.
BI, pada hari ini Kamis (10/7/2014) kembali mengumumkan BI Rate tetap pada level 7,5% setelah bertahan selama delapan bulan.
“Diharapkan [turun] di kuartal ketiga,” ujar Arif.
BI mempertahankan suku bunga acuan pada level 7,5% sejak November 2013.
Sebelumnya, BI menaikkan BI Rate sebanyak 175% secara bertahap sejak Juni 2013.
Direktur Eksekutif Departemen BI Tirta Segara menuturkan kebijakan BI Rate tersebut konsisten untuk mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 4,5% plus minus 1% pada tahun ini dan 4% plus minus 1% pada 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel