HARGA MINYAK MENTAH: WTI dan Brent Akhirnya Hentikan Kerugian Panjang

Bisnis.com,11 Jul 2014, 05:41 WIB
Penulis: News Editor
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, NEW YORK - Harga minyak akhirnya berbalik menguat pada hari ini, Jumat (11/7/2014), menghentikan kerugian panjang beruntun, sejalan dengan berkurangnya kekhawatiran tentang potensi gangguan pasokan Timur Tengah.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus, naik US$64 sen menjadi ditutup pada US$102,93 per barel di New York Mercantile Exchange, mengakhiri kerugian sembilan sesi berturut-turut.

Sementara itu, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus memutuskan penurunan delapan hari beruntun, menguat US$39 sen menjadi menetap di US$108,67 per barel di perdagangan London.

"Pasar minyak memperlihatkan beberapa tanda-tanda stabilisasi setelah penurunan terus-menerus selama dua minggu terakhir, menunjukkan bahwa kembalinya produksi dan ekspor minyak Libya ke pasar sebagian besar telah dihargakan," kata Tim Evans dari Citi Futures.

Evans mengatakan bahwa laporan minyak bulanan OPEC menunjukkan produksi kartel turun 79.000 barel per hari pada Juni, karena produksi Irak jatuh di tengah serangan mematikan militan Sunni yang mungkin juga membantu meredakan kegelisahan pasar.

“WTI dibuka di wilayah negatif dan tampak ditetapkan untuk sebuah kerugian beruntun ke-10, tetapi di akhir sesi berhasil menangkap "gelombang pembelian yang datang pada semua pasar," kata John Kilduff dari Again Capital.

Kilduff mengatakan rebound di atas semuanya adalah koreksi teknikal setelah penurunan tajam harga.

Tekanan harga pada pagi hari adalah data perdagangan China yang menunjukkan impor minyak mentah di konsumen energi terbesar dunia itu turun hampir delapan persen pada Juni dari Mei, kata Commerzbank.

“Impor sebesar 5,67 juta barel per hari pada bulan lalu juga merupakan volume impor bulanan terendah kedua tahun ini," kata bank Jerman itu dalam catatan risetnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nurbaiti
Terkini