SUBSIDI BBM: Investasi Terancam Macet Jika Presidan Baru Tak Berani Pangkas

Bisnis.com,16 Jul 2014, 21:45 WIB
Penulis: Ardhanareswari AHP
Bisnis.com, JAKARTA--Jika pemerintah baru tak berani memangkas subsidi BBM, besar kemungkinan aliran investasi ke Indonesia bakal macet.
 
Ekonom dari Universitas Indonesia Berly Martawardaya menilai kebijakan soal subsidi bahan bakar minyak akan berkorelasi positif dengan sentimen investasi ke dalam negeri. "Sangat [berdampak] karena mempengaruhi kenyamanan investor [asing]," katanya pada Bisnis, Rabu (16/7/2014).
 
Dia menguraikan pertama jika pemerintah terus memanjakan masyarakat dengan harga BBM yang relatif murah, potensi pembelian kendaraan di masyarakat bisa makin tinggi. Alhasil problem kemacetan bakal lebih sulit diatasi.
 
"Ekspatriat kan juga mau kenyamanan, kalau macet berarti tidak nyaman," ucapnya. Ekonom yang juga analis dari Institute for Development and Finance (Indef) ini menilai jika pemerintah mengerem alokasi subsidi BBM, dananya bisa dialirkan ke arah pembangunan infrastruktur.
 
Indonesia membutuhkan dana sekira Rp1.900 triliun untuk membangun infrastruktur.
 
Sementara Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hanya bisa memenuhi Rp500 triliun, sekitar Rp1.000 triliun berasal dari pemerintah daerah, BUMN, dan swasta. Berarti, pemerintah masih perlu uang Rp300--Rp400 triliun.
 
Sementara pada APBN Perubahan 2014 pemerintah justru meningkatkan alokasi subsidi BBM dari Rp 210,73 triliun menjadi Rp246,49 triliun. Pemerintah dan DPR sepakat memangkas anggaran di pos lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini