KREDIT PROPERTI: Ruang Tumbuh Kian Terbatas

Bisnis.com,16 Jul 2014, 00:40 WIB
Penulis: Novita Sari Simamora
Rasio kredit bermasalah (NPL) untuk segmen KPR mencatatkan kenaikan yang tipis, menjadi 2,5%. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA— Pengetatan bisnis properti oleh Bank Indonenesia, melalui ketentuan uang muka, diprediksikan masih memberikan ruang untuk pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) hingga akhir tahun ini.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah mengungkapkan sepanjang segmen KPR tidak di atur BI, maka segmen tersebut akan tetap tumbuh. Namun,  untuk segmen-segmen yang di atur BI terjadi penurunan.

Halim mengungkapkan tipe yang tumbuh adalah tipe 22-70, sedangkan tipe yang besar mencatatkan penurunan. Menurutnya, pertumbuhan yang sehat ketika permintaan dan persediaan cukup dan hal itu perkembangan yang cukup baik.

"KPR meningkat, akan tetapi secara total kredit properti menurun, jadi kita cukup gembira," ungkapnya, Jumat (11/7/2014).

Dia menilai peningkatan KPR bukan karena bank-bank menyasar segmen kecil, tetapi karena permintaan KPR untuk tipe yang kecil mencatatkan permintaan yang banyak. Selain itu, karena ada backlog yang tinggi bagi ketersedian rumah untuk rakyat, bahkan permintaan rumah rakyat bisa mencapai 15 juta unit.

Meski secara keseluruhan mencatatkan perlambatan bisnis, rasio kredit bermasalah (NPL) untuk segmen KPR mencatatkan kenaikan yang tipis, menjadi 2,5%.  Halim mengungkapkan BI akan berkoordinasi dengan OJK untuk mengawasi bank yang memiliki NPL di atas 5%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini