Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank Permata Tbk telah mengajukan revisi rencana bisnis bank (RBB) pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingat kondisi pasar domestik yang belum membaik, apalagi nilai tukar yang cenderung fluktuatif.
Plt Direktur Utama Bank Permata Roy Arman Arfandy mengungkapkan perseroan melakukan revisi aset ke bawah dari posisi 15%-17% menjadi 14%-15%.
"Revisi dilakukan karena pertumbuhan ekonomi masih lambat," ungkapnya, Senin (15/7/2014).
Roy mengungkapkan perseroan harus lebih hati-hati dalam mengelola aset, mengingat adanya potensi peningkatan risiko kredit bermasalah (non performing loan/NPL). Menurutnya, perseroan lebih menjaga kualitas aset daripada meningkatkan aset, tetapi NPL naik.
Jika perbankan mencatatkan kenaikan NPL, lanjutnya, bank akan sulit melakukan ekspansi, sebab bakal diperlukan biaya yang mahal. Hingga pertengahan tahun ini, Bank Permata memiliki NPL sekitar 1%, rasio tersebut bakal ditekan di level yang sama hingga akhir tahun.
Hingga semester I/2014, Roy mengungkapkan perseroan berhasil menumbuhkan penyaluran fungsi intermediasi sekitar 15%, sedangkan himpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh hingga 19%. Hal tersebut berdampak pada pelonggaran rasio pembiayaan terhadap pendanaan (loan to deposit ratio/LDR) menjadi 90%.
Memasuki semester II/2014, dia memperkirakan pertumbuhan aset Bank Permata akan stabil di kisaran 14%-15%. Kendati perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik menghambat perbankan untuk melakukan ekspansi, akan tetapi segmen yang dinilai prospektif oleh perseroan adalah makanan dan minuman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel