Bisnis.com, JAKARTA— PT BPD Sumatra Barat atau Bank Nagari menargetkan pendapatan laba tahun ini mencapai Rp325 miliar, meski industri perbankan dan keuangan nasional tengah mengalami kesulitan.
Sampai semester I/2014, laba Bank Nagari tercatat sudah Rp145 miliar. Manajemen optimistis target itu tercapai mengingat pertumbuhan kredit yang masih terbilang tinggi, dan tambahan modal dari pemegang saham untuk terus ekspansif.
“Kami sangat optimis target itu tercapai, meski kondisi ekonomi lagi kurang bagus. Tetapi sejauh ini pertumbuhan sesuai estimasi kami,” kata Suryadi Asmi, Direktur Utama Bank Nagari kepada Bisnis.com, akhir pekan ini.
Dia mengatakan paruh pertama tahun ini pertumbuhan kredit mencapai 17% atau Rp12,5 triliun sesuai anjuran regulator, dengan target sebesar Rp13,4 triliun di akhir tahun. Penghimpunan dana pihak ketiga sudah mencapai Rp14,5 triliun dari target Rp15 triliun. Sementara aset mencapai Rp18,5 triliun dari target Rp19 triliun.
Suryadi menyebutkan kinerja bank masih on the track meski loan to deposit ratio (LDR) di awal tahun sampai menyentuh 93% yang menyebabkan bank kesulitan likuiditas. Namun tambahan modal Rp225 miliar dari pemegang saham (Pemprov Sumbar dan Kabupaten/kota) membuat dia optimistis kinerja tidak akan terganggu.
“Memang sempat ada goncangan akibat situasi ekonomi yang kurang baik, namun sampai saat ini kinerja bank masih baik di jalur yang diinginkan,’ katanya.
Dia mengatakan untuk menggenjot kredit bank memfokuskan penyaluran di tiga sektor, yakni UMKM, pertanian dan peternakan. Ketiga sektor tersebut berkontribusi sampai 90% dari total penyaluran kredit Bank Nagari.
Menurutnya, prioritas penyaluran kredit itu, selain membantu pengembangan usaha mikro dan UKM, pertanian, serta peternakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, juga resiko kredit macet terhitung kecil, mengingat jumlah pinjaman yang kecil.
“Apalagi di Sumbar sektor seperti industri besar dan properti masih minim. Maka kami fokuskan menggarap UMKM, kredit kecil pertanian dan peternakan dengan bekerjasama dengan pemerintah kabupaten dan kota,” sebut Suryadi.
Sejak beberapa tahun terakhir, katanya, Bank Nagari terus memfokuskan penggarapan sektor itu dengan mengeluarkan produk kredit usaha rakyat (KUR) untuk UMKM, kredit ketahanan pangan dan energi (KKPE) untuk bidang pertanian, serta kredit usaha peternakan sapi (KUPS) untuk bidang peternakan.
“Antusiasme masyarakat untuk mendapatkan kredit tersebut sangat besar. Setiap tahun selalu tumbuh di atas 20%,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel