Bisnis.com, JAKARTA—Hingga semester pertama tahun ini, PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) DKI Jakarta atau Bank DKI mencatatkan pertumbuhan kredit 31,12% atau Rp21,49 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Eko Budiwiyono, Direktur Utama Bank DKI mengatakan kinerja kredit mengalami kenaikan signifikan, karena naiknya kepercayaan masyarakat terhadap bank milik pemerintah daerah DKI Jakarta itu.
“Ini bukti nasabah percaya dengan manajemen Bank DKI. Kami masih akan menggenjot kredit yang potensinya masih sangat besar,” katanya di Jakarta, Senin (21/7/2014).
Menurutnya, potensi pertumbuhan kredit masih terbuka lebar, mengingat pasar UMKM di DKI belum tergarap maksimal. Pasalnya, masih ada 153 pasar di Jakarta yang merupakan pangsa pasar UMKM yang sangat besar. “Potensi kredit masih besar. Ada 153 pasar di Jakarta belum digarap maksimal,” ujarnya.
Dia mengatakan meski penyaluran kredit melampaui anjuran regulator untuk mengerem di kisaran 15%-17%, namun Bank DKI memiliki LDR 85,65% yang dinilai masih dalam kondisi sangat bagus.
Bank DKI, katanya, menargetkan pertumbuhan kredit sampai akhir tahun di kisaran 27%, yang sudah disetujui regulator.
“Kami menargetkat pertumbuhan kredit 27% di akhir tahun, dan itu sudah disetujui regulator. Karena potensi pertumbuhan kami memang terbilang besar,” katanya.
Sementara itu, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mengalami perlambatan pertumbuhan hanya 6,89% atau Rp23,46 triliun, dengan komposisi deposito mencapai 46,39% atau Rp10,89 triliun, portofolio giro Rp8,73 triliun atau 37,21% dari total DPK, dan tabungan 16,40% atau Rp3,85 triliun.
Melambatnya pertumbuhan DPK, menurutnya merupakan tren musiman karena nasabah Bank DKI banyak bergerak di bidang kontruksi. Sektor ini baru akan tumbuh di paruh kedua atau sejak Juni sampai akhir tahun.
Eko menjamin lembaganya tetap menerapkan manajemen kredit yang teliti dan ketat, yang diikuti penurunan rasio kredit bermasalah.
Non performing loan (NPL) atau kredit macet turun menjadi 2,50% per Juni 2014, dan rasio NPL nett juga dipangkas menjadi 1,68% dari tahun lalu 2,71%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel