Bisnis Jilbab Pasmina: Jelang Lebaran Kapasitas Produksi Naik 3 Kali Lipat

Bisnis.com,24 Jul 2014, 13:50 WIB
Penulis: Feni Freycinetia Fitriani
Jilbab Pasmina/Savana Hijab

Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis jilbab merupakan usaha yang ramai sepanjang tahun.

Setiap hari, Nunik dan Mira selalu mendapat order dari konsumen yang ingin membeli kerudung. Jelang Lebaran, keduanya makin kebanjiran orderan.

“Permintaan menjelang puasa naik 3 kali lipat dibandingkan hari biasa. Jika sebelumnya saya memproduksi 400 - 500 potong pasmina per bulan, sekarang kapasitas produksi mencapai 1.500 potong pasmina per bulan,” tuturnya.

Untuk mengantisipasi lonjakan pesanan, Nunik sudah mempersiapkan produksi pasmina sejak sebelum puasa.

Dia berbelanja bahan di Pasar Mayestik, Pasar Tanah Abang, dan Pasar Baru. Jenis bahan yang dia beli yaitu sifon cerutti.

Setelah membeli bahan, dia memberikan material tersebut ke tukang jahit.

Dia memanfaatkan jasa konveksi dari pihak luar (makloon) untuk menangani produksi pasmina Savana Hijab.

“Jumlah tukang jahit ada 4 orang. Biaya jasa mereka saya hitung per potong pasmina,” tutur Nunik.

Skema produksi tersebut tak di jalankan oleh Mira. Alih-alih menggunakan jasa makloon, Mira memiliki tempat konveksi sendiri di Bandung, Jawa Barat.

Selain membuat jilbab, dia juga memproduksi pakaian untuk anak muda yang dikenal dengan sebutan distributor clothing (distro).

Proses pembuatan pasmina ini terbilang sederhana. Setelah membeli bahan di pasar, tukang jahit memotong bahan menjadi ukuran 180cm x 75cm. Bagian pinggir potongan bahan tersebut lalu dijahit supaya rapi.

Terkait Lebaran, Mira mengaku bisnisnya mengalami peningkatan signifikan. “Kenaikannya mencapai 3 kali lipat. Jika biasanya dia memproduksi 700-an kerudung, kini dia mampu menghasilkan 2000-an pasmina aneka corak dan warna setiap 2 minggu.

Melihat tingginya permintaan konsumen, khususnya menjelang Lebaran, Mira menuturkan bisnis jilbab pasmina memiliki masa depan cerah.

Selain produksinya mudah, pangsa pasar pengguna jilbab pun terus meningkat.

Namun, dia tak menampik bahwa persaingan di bisnis ini sangat ketat.

Penjual jilbab pasmina terus bertambah bak jamur di musim hujan.

Oleh karena itu, dia berusaha mempertahankan kualitas dan memaksimalkan pemasaran.

“Memiliki barang bagus saja tidak cukup. Pelaku usaha harus bisa memasarkan barangnya secara maksimal. Salah satu saluran yang bisa digunakan adalah media sosial di dunia maya,” tuturnya.

Senada dengan Mira, Nunik juga optimis dengan bisnis jilbab yang digelutinya saat ini.

Selain memproduksi produk berkualitas dan memaksimalkan saluran pemasaran, dia juga menggandeng reseller. “Saya memperlakukan reseller layaknya teman agar mereka nyaman bekerja sama dan setia memasarkan produk Savana Hijab,” ujar Nunik.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini