Kerja sama Dagang dengan China, Indonesia Belum Diuntungkan

Bisnis.com,07 Agt 2014, 03:55 WIB
Penulis: Tegar Arief
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia dan China menetapkan target perdagangan sebesar US$80 miliar pada 2015 melalui berbagai kerja sama perdagangan bilateral. 

Wakil Ketua Komite Tetap Hubungan Industrial Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Iftida Yasar optimistis target tersebut bisa terlampaui pada tahun depan. 

Hanya saja, dia belum sepenuhnya yakin Indonesia akan mampu meraup keuntungan lebih besar dari China dalam kerjasama perdagangan yang dijalin. 

Hal ini mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan bahwa pada kenyataannya impor Indonesia naik pada bulan Juni tahun ini, dimana impor terbesar berasal dari China. 

“Target perdagangan itu bisa terwujud. Tapi apa Indonesia untung? Impor kita dari China saja masih besar. China jauh lebih siap,” kata dia kepada Bisnis.com, Rabu (6/8/2014). 

Data BPS menunjukkan impor Indonesia pada Juni 2014 naik 6,44% menjadi US$15,72 miliar dibanding Mei sebesar US$14,78 miliar, dan meningkat 0,54% dibandingkan Juni tahun lalu. 

Impor non-migas pada Juni 2014 sebesar US$12,33 miliar, naik 11,41 % dibandingkan Mei 2014, dan jika dibandingkan Juni tahun lalu, mengalami kenaikan sebesar 1,83 %. 

Negara pemasok barang impor non-migas terbesar adalah Tiongkok dengan nilai US$2,66 miliar atau 21,56%, Jepang US$1,53 miliar atau 12,42 %, Thailand US$0,94 miliar atau 7,65%. 

“Itu bukti mereka (Tiongkok) jauh lebih siap di era perdagangan bebas dibanding Indonesia,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nurbaiti
Terkini