Laba BPD Tertekan 14,16% pada Januari-Mei 2014

Bisnis.com,07 Agt 2014, 04:09 WIB
Penulis: Heri Faisal
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—Sepanjang periode Januari-Mei 2014, Bank Pembangunan Daerah (BPD) mengalami penurunan laba akibat meningkatnya beban cost of fund dan mulai beroperasinya BPD di kredit produktif dengan margin yang lebih rendah.

Data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan per Mei 2014 menunjukkan capaian laba BPD tertekan. Laba bersih BPD turun 14,16% menjadi hanya Rp4,12 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp4,80 triliun.

Ketua Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Eko Budiwiyono menuturkan naiknya beban cost of fund menjadi penyebab utama tertekannya laba sebagian besar BPD di awal tahun ini.

Selain itu, mulai masuknya BPD di bisnis penyaluran kredit produktif juga mempengaruhi, karena kredit produktif memiliki resiko yang besar dengan yield lebih rendah yang menekan laba. Akibatnya, BPD yang selama ini konsentrasi di kredit konsumtif mengalami tekanan.

Faktor lain katanya, termasuk meningkatnya biaya cadangan atau cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang disiapkan beberapa BPD.

“Itu beberapa hal yang menyebabkan laba menurun. Tetapi sifatnya sementara, untuk jangka panjang justru bagus bagi perkembangan perbankan,” katannya kepada Bisnis.com, Rabu (6/8/2014).

Dia mengatakan sejak setahun terakhir BPD mulai memprioritaskan penyaluran sektor kredit produktif untuk menyeimbangkan kinerja bank dan menggenjot pertumbuhan ekonomi daerah. Sampai akhir tahun ini, porsi kredit konsumtif dan produktif ditargetkan mencapai persentase sebesar 60-40.

“Sekarang komposisinya masih 70% di kredit konsumtif. Kami ingin ke depan lebih seimbang dengan porsi 60-40,” ujar Direktur Utama Bank DKI itu.

Meski laba di awal tahun menurun, Eko memperkirakan akan terjadi kenaikan di paruh kedua mengingat tingginya permintaan kredit konsumtif oleh PNS di daerah untuk kebutuhan tahun ajaran baru.

Agar target laba bisa terpenuhi, dia menyarankan BPD lebih aktif menggarap segmen bisnis produktif untuk meningkatkan pengembangan bank, dan meningkatkan kualitas kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nurbaiti
Terkini