KABINET JOKOWI-JK: SBY Pesan Siap-siap Hadapi Kekecewaan Rakyat

Bisnis.com,08 Agt 2014, 10:39 WIB
Penulis: Nurbaiti
Presiden SBY/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan tanggapan terhadap cara presiden terpilih Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjaring nama-nama calon menteri anggota kabinet yang akan dipimpinnnya.

Menurut SBY, begitu Jokowi ditetapkan sebagai presiden terpilih, menjadi hak Jokowi untuk menyusun kabinet dengan cara meminta masukan dari masyarakat luas.

“Jadi, tidak perlu diributkan apa yang dilakukan itu,” kata SBY dalam dalam program “Isu Terkini” melalui kanal youtube yang diunggahnya pada Kamis (7/8/2014) malam.

SBY mengatakan sebenarnya dirinya ketika menyusun kabinet di waktu yang lalu, juga mendengarkan pandangan dari masyarakat luas, kendati hal ini dilakutan tidak secara terbuka dan tidak diumumkan.

“Ya dari apa yang saya dapatkan itu memang banyak sekali usulan, rekomendasi, permintaan dari masyarakat luas,” ujarnya.

SBY mengemukakan contoh yang dilakukannya saat akan  mengambil keputusan siapa calon wakil presiden (Cawapres) yang mendampinginya dulu pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2009. Menurut SBY, dia mengagungkan tiga nama, dan meminta sebuah lembaga survei yang kredibel untuk melakukan survei dari tiga nama yang itu.

“Survei itu dilaksanakan secara luas, baik untuk masyarakat secara keseluruhan atau para opinion leaders. Nah, dari situ saya tahu mana yang paling disukai oleh rakyat kita, tentu dengan kriteria yang saya tetapkan sendiri. Itu pengalaman saya,” papar SBY.

Bagi SBY, kalau Jokowi sekarang memilih cara seperti itu dalam memilih calon anggota kabinet harus kita hormati, cuma SBY mengingatkan agar nanti Jokowi harus bersiap-siap, kalau begitu diumumkan kabinet itu, masyarakat ada yang tidak puas.

“Masyarakat kita ini mudah tidak puas. Jago-jagonya, calon-calon yang diunggulkan, direkomendasikan misalnya tidak masuk. Itu, politik seperti itu, sehingga sebagai seorang sahabat Jokowi pada saatnya harus menjelaskan kepada publik mengapa harus memilih Si A, dan bukan memilih Si B,” tutur SBY.

Dia menjelaskan hal itu merupakan konsekuensi atau resiko dari apa yang terjadi sekarang ini karena masyarakat diundang secara terbuka untuk memberikan masukan, bahkan untuk ikut memilih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nurbaiti
Terkini