Dua Pekerja Medis Terserang Ebola, WHO Bahas Pengobatan dengan ZMapp

Bisnis.com,08 Agt 2014, 22:29 WIB
Penulis: News Editor
WHO akan mengadakan pertemuan membahas pengobatan Ebola. /

Bisnis.com, NEW YORK--Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengadakan pertemuan panel ahli dalam bidang etika medis awal pekan depan guna meneliti penggunaan pengobatan percobaan dalam wabah Ebola yang terjadi saat ini di Afrika Barat.

"Saat ini tak ada obat atau vaksin yang terdaftar guna menghadapi virus tersebut, tapi ada beberapa pilihan percobaan yang sedang dikembangkan," kata Farhan Haq, Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, dalam taklimat harian di Markas Besar PBB, Kamis (7/8/2014) waktu setempat.

"Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan perawatan baru-baru ini atas dua pekerja kesehatan dengan obat percobaan telah menimbulkan pertanyaan," kata Haq, sebagaimana dikutip Antara di Jakarta, Jumat malam (8/8/2014).

Perhatian internasional telah beralih ke obat percobaan yang dikenal dengan nama ZMapp, yang dikembangkan oleh Mapp Biopharmaceutical, yang berpusat di San Diego-- dan diproduksi oleh Kentucky BioProcessing (KBP) --yang berpusat di Owensboro-- sebab kesehatan Nancy Writebol dan Kent Brantly, yang terserang penyakit mematikan tersebut sewaktu merawat pasien di Liberia, tampaknya meningkat setelah mereka diobati dengan obat itu.

Produsen obat AS yang diduga yang pertama pada Rabu (6/8/2014) mengkonfirmasi perusahaan tersebut menyediakan jumlah terbatas ZMapp buat Emory University Hospital di Atlanta, tempat kedua orang itu dirawat. Perusahaan tersebut menerima permintaan pekan lalu dari rumah sakit itu dan Samaritan's Purse, satu organisasi bantuan tempat Brantly bekerja.

Meskipun serum rahasia yang disebut ZMapp muncul sebagai pengobatan primer dua pekerja bantuan Amerika yang terserang Ebola di Afrika Barat, para ahli memperingatkan bahwa terlalu dini untuk memberitahu apakah pengobatan itu efektif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Setyardi Widodo
Terkini