DISERANG HAMA WERENG, Petani Ngoro Terancam Gagal Panen

Bisnis.com,10 Agt 2014, 20:00 WIB
Penulis: Peni Widarti
Hampir sebagian tanaman padi muda di wilayah Kertorejo tersebut memang tampak sudah mengering dan tidak dapat dipanen. /Bisnis.com

Bisnis.com, JOMBANG - Petani di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, pada musim tanam gaduh (kedua) tahun ini terancam gagal panen lantaran tanaman padinya terserang hama wereng. Petani di desa ini diperkirakan hanya bisa memanen 25% dari seluruh lahan tanaman padi yang ada.

Latip, salah seorang petani di Dusun Ganjul, Desa Kertorejo, Kecamatan Ngoro, Jombang, mengaku hingga saat ini belum ada bantuan dari pemerintah daerah, bahkan Penyuluh  Pertanian Lapangan (PPL) belum melakukan pengecekan sawah milik para petani di desa tersebut.

"Harapan panen tahun ini memang menipis, karena ada serangan hama wereng dan ular grayak. Sejak musim tanam gaduh atau tanam kedua tahun ini [tanam Mei, panen September] menyerang saat padi usia 2 bulan," katanya Minggu (10/8/2014).

Dia mengatakan para petani di Desa Kertorejo sudah melakukan tindakan pembasmian dengan menyemprotkan insektisida. Namun usaha tersebut belum juga berhasil sehingga petani merugi karena harus mengeluarkan biaya pembasmian hama.

Adapun dari seluruh Desa Kertorejo terdapat sekitar 150 hektare sawah. Diperkirakan akibat serangan hama tersebut, setiap satu hektare lahan bisa merugi hingga Rp10 juta. "Musim tahun ini lebih parah dibandingkan tahun lalu yang hampir tidak ada hama," imbuhnya. 

Latip menambahkan bahwa sebelumnya persawahan di Mojowarno dan Jogoroto Jombang juga terserang hama pada beberapa bulan lalu tetapi hama datang saat tiba musim panen atau saat usia padi sudah menua. "Jadi di wilayah sana masih ada harapan untuk bisa panen hasil sawahnya," imbuhnya.

Hampir sebagian tanaman padi muda di wilayah Kertorejo tersebut memang tampak sudah mengering dan tidak dapat dipanen. "Berharap kami dapat bantuan dari pemerintah berupa obat-obat pembasmi hama ini," imbuh Latip.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini