GERAKAN NASIONAL NON TUNAI: Bisa Tekan Inflasi dan Korupsi

Bisnis.com,15 Agt 2014, 14:13 WIB
Penulis: Kurniawan A. Wicaksono

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas moneter memperkirakan gerakan nasional non tunai (GNNT) akan berpengaruh positif pada tingkat inflasi Indonesia dalam jangka panjang karena memungkinkan adanya transparansi dalam arus perputaran uang.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan gerakan tersebut akan membuat sedikit bahkan tidak adanya uang beredar sehingga akan mengurangi kebocoran-kebocoran anggaran atau tindakan korupsi lainnya yang biasa dilakukan secara tunai.

“Dalam jangka pendek dampaknya itu pengurangan kebocoran. Tapi kan kebocoran itu yang membuat biaya ekonomi tinggi. Jadi, diharapkan dengan transaksi non tunai itu bisa menekan kebocoran sehingga mengurangi biaya transaksi ekonomi. Dalam jangka panjang bisa mengurangi inflasi,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (14/8/2014).

Gerakan nasional ini muncul setelah beberapa waktu lalu, Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang juga capres peraih suara terbanyak membahas pentingnya transaksi non tunai di pemerintahan.

Namun, Mirza mengatakan dalam implementasinya, GNNT membutuhkan waktu yang tidak singkat. Pasalnya, jika ada komitmen yang kuat dari semua pihak, perwujudan komunitas atau masyarakat yang  instrumen non tunai (less cash society/LCS) untuk golongan warga memakan waktu lima tahun.

Senada dengan Mirza, Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan pengunaan instrumen non tunai akan membuat laju inflasi lebih baik karena tidak adanya ‘uang gelap’ berarti tidak ada akan ada ‘belanja gelap’ yang memicu adanya gejolak inflasi yang berlebihan

Dia mengatakan agar tercipta LCS secara keseluruhan satu negara memang membutuhkan waktu yang panjang apalagi menjangkau masyarakat yang berada di pedalaman.

“Kita kan baru sedikit masyarakatnya yang memiliki akses ke perbankan. Kita berharap ini pelan-pelan lah,” ujar dia.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mengatakan penciptaan LCS memang membutuhkan dukungan kuat dari pemerintah karena sekitar 49% masyarakat Indonesia masih belum terkena akses perbankan dan teknologi informasi.

Dia mengatakan waktu yang dibutuhkan sangat tergantung pada kesiapan pemerintah untuk membangun infratruktur yang mendukung pelaksanaan GNNT. “Kita harus ciptakan ekosistem yang lebih mewadahi, misalnya perbaikan sinyal.”

Selain memberikan dampak positif pada inflasi jangka panjang karena kecenderungan penggunaan transaksi non tunai hanya sesuai kebutuhan, menurutnya, GNNT memang akan mendukung adanya transparansi karena semua data terrekam dengan jelas.

“Selama ini kan kalau ada korupsi dalam tunai banyaknya kan tidak ter-record,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor:
Terkini