Rancang Pemerintahan Baru, Porsi Perbankan Diperbesar

Bisnis.com,19 Agt 2014, 18:20 WIB
Penulis: Destyananda Helen
Bank nasional/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—Tim ekonomi Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) berniat memperbesar porsi bagi kalangan perbankan dalam rancangan pemerintahan ke depan untuk mempercepat pembangunan ekonomi Indonesia.

Sri Adiningsih, Anggota Tim Ekonomi Jokowi-JK mengatakan pembangunan ekonomi Indonesia akan sulit untuk berhasil jika tak ada dukungan maksimal dari kalangan perbankan.

“Saya berharap demikian [perhatian untuk kalangan perbankan diperbesar],” ujarnya kepda Bisnis, Selasa (19/8/2014).

Adapun, Ketua Perhimpunan Bank-Bank Umum Indonesia (Perbanas) Sigit Pramono mengeluhkan sikap pemerintah yang dirasa kurang memberi perhatian pada kalangan perbankan. Menurut Sigit, hal tersebut terlihat dari tak banyaknya porsi bank dalam platform ekonomi dari pasangan Jokowi-JK maupun Prabowo-Hatta.

Sigit menjelaskan pada pemerintahan SBY, perhatian akan kalangan perbankan juga kurang dirasakan melihat dari rancangan ekonominya. Padahal, Sigit mengungkapkan pemerintah seharusnya memahami bahwa bank memiliki peran penting dalam perekonomian. “Bank itu jantung ekonomi nasional. Tapi orang mulai ingat jantung kalau sudah mulai bermasalah,” kata dia.

Sementara itu, menilai permintaan kalangan perbankan tersebut, Ekonom Senior Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan menuturkan sebenarnya tanpa ada perhatian dari pemerintah pun, perbankan di Indonesia sudah menjadi industri yang paling untung. Fauzi menjelaskan saat ini memang perbankan Indonesia mengalami penurunan NIM, tapi perolehan laba tersebut tetap lebih tinggi dibanding negara lain.

“Bandingkan dengan Singapura dan Malaysia yang NIM [net interest margin] bahkan tak mencapai 2%,” ujarnya.

Menurut Fauzi, kalangan perbankan juga perlu mendeskripsikan secara jelas perhatian seperti apa yang diinginkan dari pemerintah mendatang. Sekadar informasi, berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada Mei 2014, NIM bank umum konvensional tercatat sebesar 4,22%. Perolehan tersebut memang turun 119 bps dari 5,41% pada Mei 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini