PENGGILINGAN PADI: RNI Investasi Rp350 Miliar Bangun 4 Pabrik Berkapasitas 450.000 Ton/Tahun

Bisnis.com,19 Agt 2014, 17:03 WIB
Penulis: Arys Aditya
Penggilingan beras/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) menggelontorkan dana Rp350 miliar untuk membangun pabrik penggilingan beras (rice mill) yang tersebar di 4 titik dengan kapasitas total 450.000 ton per tahun.

Dirut PT RNI Ismed Hasan Putro menargetkan pembangunan 4 unit pabrik tersebut tuntas seluruhnya pada 2017 di mana kapasitas maksimal menembus angka 500.000 ton per tahun.

Pabrik ini sendiri diklaim oleh Ismed sebagai pabrik modern, karena menggabungkan teknologi yang dimiliki Taiwan dan Jepang.

Rinciannya di Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan berkapasitas 50.000 ton/tahun, di Indramayu dan Subang, Jawa Barat, masing-masing 150.000 ton/tahun serta Malang, Jawa Timur, sebanyak 100.000 ton/tahun.

"Oktober ini mulai pembangunan gudang dulu. Nanti yang pertama operasi Sumsel. Panen padi kedua tahun depan sudah bisa operasi, nanti bertahap yang lainnya," ujar Ismed, Selasa (19/8/2014).

Pendanaan yang dipakai untuk investasi 4 pabrik penggilingan beras ini, paparnya, bersumber dari kas internal sebanyak 30% dan kredit sindikasi sebesar 70%.

Dia menjabarkan, investasi pabrik tersebut tidak diiringi oleh investasi lahan karena pihaknya berkomitmen untuk menyerap padi milik petani.

Selain itu, dia menginginkan pembangunan pabrik ini dapat bermanfaat dalam membantu Badan Urusan Logistik dalam penyerapan beras domestik.

"Bulog tidak boleh dibiarkan bekerja sendirian. Niatan kami dari awal ya ingin membantu Bulog," lanjutnya.

Nantinya, Ismed mengatakan produk beras tersebut akan didstribusikan di seluruh ritel yang bekerja sama dengan RNI, seperti Waroeng Rajawali, Alfamart, Indomaret, dll.

Meskipun demikian, dia mengungkapkan RNI belum berani mematok target penjualan beras dengan bran Raja Beras ini terlebih dulu sebelum seluruh pabrik usai dibangun pada 2017.

"Saat ini ya belum berani pasang target penjualan, kan masih penetrasi pasar. Nanti dululah itu," kata Ismed.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sepudin Zuhri
Terkini