Lahan Berkurang, Pemkab Bekasi Tetap Prioritaskan Sektor Pertanian

Bisnis.com,22 Agt 2014, 22:52 WIB
Penulis: Oktaviano DB Hana
Bisnis.com, CIKARANG - Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (DPPK) Kabupaten Bekasi menegaskan sektor pertanian masih menjadi salah satu potensi daerah selain sektor industri, niaga dan jasa, meski luas area lahan semakin berkurang.
 
Kepala DPPK Kabupaten Bekasi, Farid Setiawan mengakui dalam satu dekade terakhir lahan pertanian secara signifikan beralih fungsi untuk mendukung peningkatan potensi daerah di sektor lainnya.
 
Menurutnya, kondisi tersebut tidak akan merubah posisi sektor pertanian yang akan menunjang kebutuhan pangan masyarakat Kabupaten Bekasi.
 
"Pertanian sebagai salah satu potensi daerah akan saling menunjang dengan sektor lain, seperti industri, niaga dan jasa. Itu terwujud dalam satu wilayah," tegasnya saat ditemui Bisnis, baru-baru ini.
 
Farid menuturkan DPPK tidak memiliki wewenang berhadapan dengan kondisi masifnya perubahan fungsi lahan dalam beberapa tahun terakhir.
 
Kendati begitu, dia menuturkan dengan lahan pertanian yang ada pemkab akan terus mendorong pengembangan hasil sektor pertanian dan perkebunan.
 
Pemkab, kata dia, bahkan mendorong pemanfaatan lahan kosong yang belum difungsikan korporasi bagi sektor pertanian. 
 
"Ada lahan milik pengembang, tapi belum difungsikan juga kita dorong pemanfaatannya. Jadi, berkurangnya lahan tidak akan mengurangi porsi pertanian untuk daerah," ujarnya.
 
Untuk menjaga potensi sektor pertanian, Farid lebih lanjut menuturkan pihaknya akan berupaya mempertahankan luas lahan pertanian yang tersisa saat ini.
 
Langkah tersebut, jelasnya, akan didukung amanat Undang-undang No.41/2009 tentang Perlindungan Lahan pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B).
 
Aturan PLP2B mewajibkan setiap pemda untuk menentukan dan menetapkan lahan pertanian yang dalam jangka panjang tidak dapat dialigfungsikan.
 
Adapun, data Badan Pusat Statistik  dalam Sensus Pertanian 2013 untuk Kabupaten Bekasi menunjukan masifnya perubahan alihfungsi lahan berdampak signifikan pada penurunan secara drastis jumlah rumah tangga usaha pertanian, yakni hampir 60%.
 
Jika pada 2003 masih terdapat 203.132 rumah tangga usaha tani, pada 2013 hanya tersisa 85.587.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Oktaviano DB Hana
Terkini