Bisnis.com, JAKARTA— Di tengah penurunan perolehan laba bersih di industri perbankan Indonesia, beberapa bank asing malah mencatatkan pertumbuhan laba bersih pada semester I/2014 karena menurunnya rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO).
JPMorgan Chase Bank, N.A misalnya. Dalam laporan keuangannya, bank asing ini mencatatkan lonjakan pertumbuhan laba mencapai 1.479,91%.
Pada Juni 2013, bank asal Amerika Serikat ini merugi hingga Rp10,32 miliar. Namun, pada Juni 2014, laba bersih bank ini melonjak menjadi Rp142,44 miliar.
Ada lagi Bank of America N.A yang juga mengalami lonjakan perolehan laba bersih sebesar 161,28% atau naik menjadi Rp6,1 miliar pada Juni 2014. Sementara, pada Juni 2013, bank ini sempat merugi senilai Rp10,04 miliar.
Begitu pula The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd. yang juga mencatatkan peningkatan laba sejumlah 150,38% atau naik dari Rp548,32 miliar pada Juni 2013 menjadi Rp1,37 triliun di bulan yang sama tahun ini.
JPMorgan Chase Bank, N.A, Bank of America N.A, dan The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd., juga mencatatkan penurunan rasio BOPO year on year (yoy) per Juni 2014 masing-masing sebesar 0,67%, 51,79%, dan 15,93%.
Ekonom Senior Standard Chartered Bank Indonesia Fauzi Ichsan mengatakan kinerja positif beberapa bank asing tersebut disumbang membaiknya rasio BOPO.
“Bank asing itu sekarang makin efisien sehingga bisa menekan kenaikan cost,” ujar Fauzi seperti yang dikutip dari Bisnis Indonesia edisi Jumat (22/8/2014).
Adapun berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Mei 2014, rasio BOPO bank asing menunjukkan penurunan sementara kelompok bank lain malah meningkat.
BOPO bank asing tercatat turun 124 bps dari 83,26% pada Mei 2013 menjadi 82.02% di bulan yang sama tahun ini. Sementara, bank persero, bank campuran, dan bank pembangunan daerah (BPD) yang naik masing-masing 0.12%, 4.15%. dan 5,78%.
Fauzi juga menuturkan membaiknya BOPO tersebut karena kebanyakan bank asing memiliki basis yang kuat di sektor korporasi dan tidak berfokus ke ritel.
Selain itu, secara modal, bank asing bisa dengan mudah mendapat dana dari induk perusahaannya dalam bentuk dolar.
Meski, dana dalam bentuk rupiah, dikatakan Fauzi, umumnya masih sulit dihimpun bank asing.
Melihat nilai tukar rupiah yang melemah juga dikatakan Fauzi bisa menjadi keuntungan bagi kalangan perbankan asing.
Fauzi menjelaskan penyaluran kredit dalam bentuk dolar membuat pendapatan bunga yang diperoleh lebih besar dibandingkan jika bank asing menyalurkan pinjaman dalam rupiah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel