Bisnis.com, JAKARTA—Meskipun tak mudah, kalangan bank daerah menilai rencana holding yang dilontarkan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) layak untuk direalisasikan.
Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno mengatakan skema holding perlu dilakukan demi menghadapi tantangan di industri perbankan yang semakin berat. Namun, dia mengakui wacana tersebut tidak mudah diterapkan karena harus menyamakan pemahaman banyak pihak khususnya pemegang saham yang sebagian besar adalah pemerintah daerah.
Dia berharap dalam tahap awal skema holding bisa dilakukan melalui klasifikasi bank. “Bisa per wilayah atau bisa juga berdasarkan aset,” ujarnya seusai menghadiri penandatangan kredit sindikasi sejumlah bank dengan PT Industri Glenmore di Jakarta, Rabu (27/8/2014).
Menurutnya, sejumlah bank bank daerah yang cukup besar saat ini antara lain Bank DKI, Bank Jatim, Bank Jateng dan Bank Kaltim. Meski menilai skema holding cukup layak, namun Supriyatno pesimistis skema tersebut akan berujung ke merger. Pasalnya kinerja sejumlah bank daerah cukup bagus sehingga belum tentu pemegang saham bersedia untuk melepas.
“Kami saja return earning sudah di atas 20%, bank daerah kan di masing-masing provinsi jadi agak repot kalau merger,” katanya.
Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Eko Budiwiyono sebelumnya mengatakan sejumlah bank pembangunan daerah (BPD) tengah menjajaki kemungkinan konsolidasi melalui skema holding. Menurutnya BPD memiliki potensi menjanjikan.
Penyatuan BPD, katanya, akan memunculkan kekuatan besar perbankan di Tanah Air, salah satunya dari sisi aset. Dia menambahkan sejauh ini sejumlah BPD telah bekerja sama dalam berbagai hal, salah satunya mini repo dan kredit sindikasi. Eko meyakini berbagai kerja sama tersebut adalah salah satu bukti BPD cukup solid.
Dia berharap melalui berbagai kerja sama itu ke depan BPD bermodal kuat dapat membantu BPD kecil, termasuk kemungkinan akuisisi. “Sekarang masih ada 10 BPD yang modalnya di bawah Rp1 triliun, belum sesuai harapan dalam BPD Regional Champion,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel