PENDIDIKAN GRATIS: Warga Bandung Tagih Janji Kampanye Aher-Deddy Mizwar

Bisnis.com,02 Sep 2014, 16:37 WIB
Penulis: News Editor
Aher-Deddy Mizwar/Antara

Bisnis.com, BANDUNG – Janji kampanye yang tak pernah terlaksana menjadi modal sejumlah warga mendemo pemerintah daerah.

Massa dari Gerakan Rakyat Peduli Pendidikan Kota Bandung menggelar aksi di Gedung Sate, Bandung, Jabar, Selasa (2/9/2014).

Para pengunjuk rasa mempertanyakan janji kampanye Gubernur Jabar Ahmad Heryawan dan wakilnya Deddy Mizwar terkait program pendidikan gratis hingga tingkat SMA sederajat.

Perwakilan massa aksi Yanyan Hendriyan mengatakan aksinya itu mendesak agar Heryawan dan Deddy Mizwar yang terpilih sebagai pemimpin di Jabar dapat merealisasikan janjinya untuk seluruh lapisan masyarakat Jabar.

"Kang Aher (panggilan nama gubernur), dan kang Deddy yang sudah terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur agar mewujudkan sekolah gratis sampai SMA/SMK," katanya.

Ia menuturkan, Heryawan dan Deddy saat kampanye pencalonanannya berjanji menggratiskan sekolah mulai tingkat SD, SMP sampai SMA sederajat untuk negeri maupun swasta.

Namun dua tahun mengemban amanah menjadi pemimpin di Jabar, menurut Yanyan, program pendidikan gratis belum merata dinikmati seluruh warga di kota/kabupaten termasuk di Kota Bandung.

Ia menyebutkan, pendidikan gratis hingga tingkat SMA sederajat baru mencangkup 20 dari 27 kabupaten/kota sedangkan sisanya termasuk Kota Bandung belum terwujud.

"Kota Bandung sebagai ibu kota provinsi belum melaksanakannya (pendidikan gratis)," katanya.

Massa tersebut menyampaikan tuntutannya yakni meminta Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar untuk memerintahkan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung menggratiskan pendidikan sampai SMA sederajat.

Kepala daerah di Kota Bandung wajib menyalurkan biaya operasional pendidikan (BOP) Tahun 2015, jika tidak menganggarkan BOP, gubernur sebaiknya tidak menyetujui RAPBD Kota Bandung 2015.

Selain itu massa menuntut Gubernur meningkatkan besaran Biaya Operasional Sekolah (BOS) dari Provinsi Jabar yang sebelumnya Rp200 ribu per siswa menjadi Rp1 juta per tahun.
"Kami juga menuntut transparan dalam penggunaan 20 persen alokasi pendidikan dalam APBD," kata Yanyan.

Aksi berlangsung tertib, massa hanya membentangkan spanduk dan berorasi secara bergantian dengan pengawalan kepolisian hingga mereka kemudian membubarkan diri.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini