BII Syariah Yakin Pertumbuhan Aset 30% Bisa Tercapai

Bisnis.com,04 Sep 2014, 14:43 WIB
Penulis: Lavinda
Bisnis syariah/Ilustrasi

Bisnis.com, KUALA LUMPUR—Unit Usaha Syariah PT Bank Internasional Indonesia Tbk yakin total aset bisa tumbuh lebih dari 30% pada September 2014 melalui fokus pada segmen kredit korporasi.

Herwin Bustaman, Kepala Unit Usaha Syariah PT Bank Internasional Indonesia Tbk, menyampaikan pihaknya telah memperoleh sejumlah pipeline penyaluran kredit korporasi. Dia berharap bisa mencapai kesepakatan dalam waktu dekat.

“Kalau dilihat September tahun lalu [aset] Rp3,5 triliun, sampai Juni saja sudah Rp5,7 triliun, masih ada pipeline juga, pasti lebih dari target 30%,”ujarnya Bisnis di sela Global Islamic Finance Forum, Kamis(4/9/2014).

Dia juga optimis pertumbuhan aset sampai akhir 2014 maksimal bisa mencapai 40% dibandingkan posisi akhir tahun lalu.

Per Desember 2013, total aset UUS BII tercatat Rp3,9 triliun, kemudian melonjak drastis menjadi Rp5,6 triliun pada Juni 2014.

Di sisi lain, total kredit tercatat Rp4,5 triliun sampai Juni 2014. Pada Juli 2014, pihaknya juga mendapat tambahan modal Rp750 miliar untuk mendukung pengembangan bisnis syariah.

Enam bulan terakhir kinerja unit usaha syariah mengalami perkembangan signifikan karena segmentasi yang unik, yakni kredit korporasi dan floating mass.

“Kami mulai masuk ke segmen korporasi dan floating mass denganproduk yang lebih kompetitif dan unik,”katanya.

Strategi yang dimiliki UUS BII terbilang cukup unik dibanding kebanyakan perbankan syariah yang menyasar segmen kredit ritel dan usaha kecil menengah (UKM) akibat cost of fund yang tinggi.

Target yang agresif diyakini mampu terealisasi melalui berbagai upaya, salah satunya mengubah bisnis model sesuai dengan strategi BII. Selain itu menambah jumlah dan varian produk, juga memperluas jaringan.

“Kami yakin bisa mencapai target karena bisnis modal sudah kami ubah, kami reliance semua dengan strategi BII,”ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini