MP3EI Koridor Jawa Tercapai 71%

Bisnis.com,06 Sep 2014, 06:35 WIB
Penulis: Miftahul Ulum
Gubernur Jatim Soekarwo/JIBI
Bisnis.com, SURABAYA — Pelaksanaan proyek sebagai bagian dari kerangka Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di koridor Jawa mencapai 71%.
 
Gubernur Jawa Timur Soekarwo seusai melaporkan perkembangan proyek ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono via video conference mengatakan ada 102 proyek berjalan di Jawa dengan nilai investasi Rp307 triliun. Jumlah tersebut 71% dari target seluruh proyek Rp443 triliun. 
 
Secara lebih rinci, kata dia, ada 16 proyek yang saat ini sedang berjalan dan 3 sudah selesai dikerjakan. Proyek yang sudah selesai yaitu Terminal Teluk Lamong berkapasitas 1 juta TEUs pada tahap awal dan bisa meningkat menjadi 5,5 juta TEUs dalam pengembangan.
 
Telah selesai pula pembangunan rel ganda utara Jawa (double track) Cirebon-Surabaya dengan investasi Rp16,4 triliun. Proyek lain yang rampung terminal dua (T2) Juanda yang memerlukan investasi Rp1,05 triliun.
 
“Itu yang sudah selesai, ada yang sedang jalan dan sebagian menunggu groundbreaking,” jelasnya seusai melapor ke Presiden soal MP3EI melalui video di Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jumat (5/9/2014).
 
Soekarwo menuturkan proyek di Jawa Barat yang sedang berjalan yakni pengembangan Bandara Internasional Soekarno Hatta Rp26,2 triliun dan sudah terbangun 54%. Pembangunan Bandara Kertajati di Majalengka senilai Rp8,29 triliun dan siap peletakan batu pertama.
 
Proyek yang sedang dibangun lainnya, tol Cikampek-Palimanan Rp1,25 triliun sudah dibangun 46% dan kendala tanah sudah teratasi. Double track elektrifikasi lintas Maja-Rangkasbitung dengan investasi Rp1,5 triliun di ruas Serpong-Maja ditarget selesai akhir tahun ini.
 
Pembangunan pabrik mobil PT Suzuki Indomobil Cikarang senilai Rp11,8 triliun sudah 80% dan siap beroperasi 2014. Pabrik semen Merah Putih di Lebak Banten senilai Rp6,8 triliun selesai 62% selesai.
 
Adapun di jawa Tengah, pengembangan Tanjung Emas, Semarang Rp546 miliar sudah 85%. Pembanganan PLTU Adipala 660 MW senilai Rp6,9 triliun di Cilacap sudah 97%.
 
Sementara di Jawa Timur, pembangunan jalan tol Surabaya-Mojoketro seksi IV senilai Rp3,12 triliun pembangunan 52,6% dan akhir 2014 selesai. Jalan tol Mojokerto-Kertosono seksi I dengan nilai Rp3,48 triliun sudah terbangun 78% dan beroperasi akhir 2014. 
 
Tol Gempol-Pandaan senilai Rp1,16 triliun selesai 94% dan akhir 2014 rampung. Sedangkan Pelabuhan Branta di Pamekasan senilai Rp158 miliar selesai 100% dan pembangunan sarana penunjang didarat sedang proses dan di 2015 akan diresmikan.
 
“Proyek-proyek tersebut akan meningkatkan daya saing masing-masing daerah, baik di sisi infrastruktur maupun industri ikutannya,” tambahnya.
 
Tujuh Smelter Dibangun
 
Soekarwo menguraikan sebagai bagian percepatan pembangunan ekonomi, daya saing Jawa Timur ditopang investasi 4 dari 7 smelter yang hendak menanamkan modal. 
 
Keempat smelter yang sedang dibangun terdiri dari pabrik pemurnian mineral feronikel di Gresik berkapasitas 1.200 metrik ton dengan nilai investasi Rp1,2 juta triliun. Selain itu, di Tuban dibangun pula smelter berkapasitas 300.000 ton dengan nilai investasi Rp3,6 triliun di Tuban.
 
Masih di wilayah Tuban, proses pembangunan pabrik pemurnian mineral lain berkapasitas 100.000 ton senilai Rp1,9 triliun sedang konstruksi. Sedangkan di di Situbondo smelter berkapasitas 243.600 ton senilai Rp4,2 triliun sedang proses perizinan. 
 
“Itu bergerak feronikel yang saya laporkan ke Presiden, ada tambahan lagi mau masuk tapi belum saya sampaikan karena sedang mengurus perizinan,” kata Soekarwo.
 
Smelter yang hendak dibangun di Jatim, kata dia, satu mengolah biji besi di Lumajang dan satu di Gresik. Investasi besar lain yang sedang mengurus izin yakni kilang minyak di Situbondo senilai Rp5,8 triliun.
 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merespons positif setelah mendengar laporan perkembangan proyek MP3EI. Pembangunan berbagai proyek tersebut merupakan peran serta BUMN dan swasta dalam mengembangkan potensi-potensi ekonomi baru.
 
Perkembangan tersebut, kata Kepala Negara, dalam konteks nasional dan global bisa membentuk integrasi sistem ekonomi. Dengan pola itu pula Indonesia ke depan bisa menempatkan diri dalam tujuh negara dengan potensi ekonomi besar.
 
“Ada opportunity [investasi] sekitar US$500 miliar, dan studi mengatakan menjelang 2030 ada opportunity US$1,8 triliun. Ini opportunity dunia usaha baik Indonesia maupun mitra dari negara sahabat,” tegasnya.
Your message has been sent.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini