DAMPAK NILAI TUKAR: Rupiah Anjlok, Perusahaan Punya Utang Dolar AS Rontok

Bisnis.com,16 Sep 2014, 01:15 WIB
Penulis: Sukirno

Bisnis.com, JAKARTA--Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat membuat perusahaan-perusahaan yang memiliki utang dolar AS akan tertekan.

Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menilai pelemahan rupiah akan berdampak positif dan negatif bagi emiten terentu.

Emiten yang terkena dampak positif terjadi pada emiten dengan pendapatan berdenominasi dolar Amerika Serikat sedangkan pelaporan keuangan dalam bentuk rupiah. Sektor yang diuntungkan terutama saham-saham emiten komoditas.

Perusahaan berbasis ekspor juga diuntungkan dengan pelemahan rupiah. Namun, Satrio menegaskan saat ini yang terjadi bukan hanya pelemahan rupiah, tetapi penguatan dolar AS.

"Biasanya kalau dolar AS menguat, harga komoditas akan melemah. Karena kejadian sekarang dolar AS menguat," ungkapnya saat dihubungi Bisnis, Senin (15/9/2014).

Sementara itu, dampak negatif pelemahan rupiah akan terjadi pada emiten-emiten yang memiliki utang valuta asing terutama dolar AS. Emiten dengan utang-utang dolar AS besar dinilai rentan terhadap pelemahan rupiah.

"Emiten yang memiliki utang besar ada Indofood, Bakrie Group dan beberapa emiten BUMN," ujarnya.

Menurutnya, emiten yang dirugikan akibat pelemahan rupiah juga terjadi pada perusahaan yang membeli bahan baku menggunakan dolar AS. Sedangkan, penjualan emiten tersebut dalam rupiah.

Emiten sektor farmasi dan pakan ternak tergolong ke dalam perusahaan yang harus membeli bahan baku menggunakan dolar AS. Tercatat sebanyak 80% bahan baku emiten farmasi harus diimpor.

Emiten farmasi yang tercatat di pasar modal a.l. PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF), PT Indofarma (Persero) Tbk. (INAF), PT Kimia Farma Tbk (Persero) Tbk. (KAEF), PT Pyridan Farma Tbk. (PYFA) PT Tempo Scan Pasific Tbk. (TSPC).

Begitu pula dengan emiten industri PT Karakatau Steel (Persero) Tbk. dan ritel PT Ace Hardware Indonesia Tbk. "Retail juga terkena dampak, mereka belinya impor," jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini