Belum Dilantik, Jokowi Sudah Diberondong Keluh Kesah Petani Tebu

Bisnis.com,16 Sep 2014, 18:57 WIB
Penulis: Vega Aulia Pradipta
Petani Tebu Rakyat/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Para petani tebu jauh-jauh datang dari Blora ke Kantor Transisi Jokowi-JK pada hari ini (16/9/2014), untuk mengadu nasib ke presiden terpilih Joko Widodo.

Ada sekitar 15 petani tebu yang diwakili oleh juru bicara Anton Sudibyo selaku Ketua Paguyuban Petani Pelangi Blora, mengatakan kedatangan mereka di antaranya diterima oleh Kepala Staf Kantor Transisi Rini Soemarno.

“Harapan ke depan, petani tebu tidak punah. Kami berharap Pak Jokowi bisa mengubah nasib kami dan dia berjanji mengurusi pangannya rakyat,” ujarnya, Selasa (16/9/2014).
 
“Ini negara gemah ripah loh jinawi, tapi kenapa petaninya menderita terus-menerus? Tanpa kebijakan pemimpin yang propetani, kami tidak yakin kami bisa meneruskan hidup,” ujarnya.

Pemerintahan baru di bawah kendali Jokowi diharapkan membawa kebijakan baru yang propetani seperti mengurangi impor gula maksimal 80% atau kalau perlu tidak usah impor.

Menariknya, kedatangan para petani tebu dari Blora itu juga ditemani oleh seniman Butet Kertaradjasa. Butet mengatakan para petani tebu ini adalah para cucu dan cicit dari tokoh petani asal Blora, yaitu Samin Surosentiko.

“Mereka adalah petani tebu Blora yang nasibnya terancam karena kebijakan pemerintahan SBY yang tidak propetani, karena membuka keran impor 3,6 juta ton gula per tahun, sehingga harga gula petani jatuh, gula-gula petani tidak laku,” ujarnya.

Butet berharap pemimpin negara yang baru juga didampingi pembantu presiden yang juga prorakyat atau berpihak kepada wong cilik seperti petani dan nelayan.

“[Indonesia ini] ngakunya negara agraris tapi petaninya punah. Kami ini datang menitipkan nasib. Kami tidak anti-impor, tapi kebijakan mendatang diharapkan meminimalkan impor supaya produksi para petani itu laku dan mereka bisa hidup,” ujarnya.

Di sisi lain, Jokowi pada Senin (15/9/2014) telah mengumumkan bahwa beberapa posisi menteri seperti Menteri Pertanian, akan diisi oleh orang profesional. Butet menangkap sinyal positif itu.

“Memang butuh praktisi, orang yang benar-benar menghayati dunia pertanian itu dari A-Z, mengerti problematika soal pupuk, lahan yang semakin menyempit, soal mata rantai mafia perdagangannya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sepudin Zuhri
Terkini