SELEKSI MENTERI KABINET JOKOWI-JK: Kalangan Profesional Belum Tentu Mau Gabung. Ini Alasan Jokowi

Bisnis.com,17 Sep 2014, 15:17 WIB
Penulis: Akhirul Anwar
Ilustrasi: Jokowi saat masih menjadi capres ketika tiba di rumah Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa (kanan) di kawasan Jemur Sari, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (3/5/2014).

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden terpilih "Jokowi" Joko Widodo menyatakan kalangan profesional yang dinilai layak belum tentu mau bergabung dalam kabinetnya dan lebih senang tetap di dunia swasta.

Hal itu dikatakan Jokowi saat ditanya tentang kalangan profesional yang akan direkrut menjadi menteri di kabinet pemerintahannya, Rabu (17/9/2014).

Jokowi dikabarkan menerima lebih dari 200 usulan nama kandidat menteri yang berasal dari kalangan profesional murni.

Dari usulan yang masuk tersebut, Jokowi akan menempatkan kalangan profesional di 18 kementerian.

Ratusan nama yang masuk diperoleh dari hasil pencarian tim head hunter yang dibentuk oleh Jokowi.

Selain itu Jokowi dan wakil presiden terpilih Jusuf Kalla juga punya preferensi sendiri yang berasal dari Chief Executive Officer (CEO) perusahaan berbagai bidang industri.

"Yang disaring 200, ada yang dari finance, BUMN, KAI, banyak, ada dari pertanian," kata Jokowi di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (17/9/2014).

Sederet nama tersebut akan melalui proses seleksi berupa fit and proper test pada bulan Oktober mendatang sesuai kompetensi untuk 18 kementerian.

Jokowi telah menetapkan 34 kementerian dalam kabinet pemerintahannya terdiri 18 menteri profesional dan 16 menteri profesional dari partai.

Menurutnya, proses seleksi tidak mudah karena belum tentu kandidat yang sesuai kriteria bersedia menduduki jabatan menteri kabinet Jokowi-JK.

Oleh karena itu Jokowi bersedia menerima usulan kandidat terbaik dari masyarakat.

"Belum tentu mereka mau, mereka mungkin lebih senang di swasta saja," ujar Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini