PT TIMAH (TINS) Bidik Laba Bersih Rp618 Miliar pada 2014

Bisnis.com,17 Sep 2014, 21:08 WIB
Penulis: Sukirno

Bisnis.com, JAKARTA--Setelah perolehan laba pada paruh pertama tahun ini cukup tinggi, PT Timah (Persero) Tbk. justru membidik perolehan laba bersih tahun ini hanya tumbuh 10%-20%.

Direktur Utama PT Timah Sukrisno menargetkan perolehan laba bersih tahun ini dapat meningkat menjadi Rp566,5 miliar hinga Rp618 miliar dibandingkan periode 2013 yang mencapai Rp515 miliar.

"Biasanya semester kedua harga timah naik sehingga mudah-mudahan bottom line bisa naik 10%-20% dari tahun lalu," ungkapnya dalam paparan publik di Investor Summit, Rabu (17/9/2014).

Meskipun kinerja emiten berkode saham TINS itu pada paruh pertama tahun ini menunjukkan tren positif, dia tidak yakin perolehan sepanjang tahun ini akan sebaik semester I/2014.

Perseroan membukukan kenaikan laba bersih yang cukup tinggi mencapai 47,86% menjadi Rp202,75 miliar pada semester I/2014. Laba bersih tersebut meningkat tajam dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp137,12 miliar.

Pendapatan konsolidasi tercatat mencapai Rp2,75 triliun atau meningkat 7,69% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp2,55 triliun. Laba usaha tercatat mencapai Rp359,76 miliar, naik signifikan ketimbang periode 2013 sebesar Rp233,72 miliar.

Laba komprehensif periode berjalan tercatat mencapai Rp188,5 miliar, meningkat dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp137,69 miliar.

Namun, lonjakan terbesar terjadi pada beban lain yang mencapai Rp67,73 miliar dari sebelumnya Rp5,2 miliar. Begitu pula arus kas perseroan yang merosot dari sebelumnya Rp44,83 miliar menjadi negatif Rp314,99 miliar.

Dia beralasan, perseroan sengaja menahan penjualan karena ingin harga tetap terjaga. Namun, keputusan itu tentu dapat mengganggu aliran arus kas.

Kendati demikian, dia memastikan stok timah yang telah tersedia di gudang masih liquid sehingga kapanpun dapat dijual oleh manajemen PT Timah. Saat ini, perseroan memiliki stok timah sekitar 6.000 ton.

Dia mengharapkan pada kuartal IV tahun ini perseroan dapat melakukan penjualan timah yang lebih banyak dari semester I/2014. Pasalnya, pada periode yang sama tahun lalu, perseroan juga melakukan hal yang sama.

Terpenting, sambungnya, proses produksi tidak boleh berkurang. Pasalnya, kebutuhan dunia mencapai 30.000 ton timah setiap bulan.

Sementara itu, PT Timah telah mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/Capex) sebesar Rp1,4 triliun sepanjang tahun ini. Namun, dengan Capex tersebut seharusnya harga jual rata-rata timah dapat mencapai US$24.000-US$25.000.

"Kenyataannya, harga rata-rata hanya sekitar US$21.000, sehingga Capex yang tidak ada hubungannya dengan produksi akan dilakukan carry over ketahun berikutnya," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nurbaiti
Terkini