Hiswana Migas Minta Penaikan HET Elpiji 3 Kg di Sumsel

Bisnis.com,22 Sep 2014, 17:06 WIB
Penulis: Dinda Wulandari

Bisnis.com, PALEMBANG – Himpunan Wiraswata Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Sumsel meminta pemerintah provinsi untuk menaikkan harga eceran tertinggi gas elpiji 3 kilogram seiring kenaikan ongkos distribusi yang ditanggung para agen tersebut.

 

Hiswana Migas Sumsel mengajukan penaikan senilai Rp1.000 dari semula Rp13.800 per tabung menjadi Rp14.800 per tabung.

 

Sekretaris Hiswana Migas Sumsel Nina Hikmah mengatakan agen elpiji 3 kg sudah sangat menantikan penaikan HET tersebut.

 

“Sebetulnya kami sudah lama mengajukan usulan kenaikan itu sejak April 2014 namun karena masih suasana pemilu jadi pemprov minta ditunda. Sekarang kami ingin mengajukan lagi karena kebijakan ini sudah sangat ditunggu agen,” jelasnya, Senin (22/9/2014).

 

Menurut dia HET senilai Rp13.800 sudah selayaknya berubah karena telah bertahan selama dua tahun terakhir apalagi mengingat adanya penaikan harga BBM bersubsidi yang menyebabkan biaya angkut juga meningkat.

 

dengan usulan penaikan itu, Hiswana Migas menghitung maka agen akan mendapat keuntungan senilai Rp750 dari semula Rp1.165,21 per tabung menjadi Rp1.195,21 per tabung.

 

Sementara pangkalan hanya mendapat margin senilai Rp250 dari semula Rp1.050 per tabung menjadi Rp1.300 per tabung.

 

HET elpiji 3 kg senilai Rp13.800 per tabung itu sendiri diatur dalam keputusan gubernur Sumsel nomor 568/KPTS/IV/2014 tentang penetapan HET. Adapun HET itu berlaku untuk jarak yang radiusnya 60 kilometer dari stasiun pengisi (SPBE).

 

Sementara itu, Asisten II Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Setda Sumsel, Ruslan Bahri, mengatakan pihaknya akan mengkaji dahulu usulan dari pengusaha agen elpiji itu.

 

“Berdasarkan laporan dari beberapa daerah sepertinya tidak ada masalah jika HET dinaikkan cuma kami tetap mengkaji dulu usulan itu,” katanya.

 

Ruslan mengatakan HET elpiji 3 kg di Sumsel relatif lebih rendah dibanding HET di provinsi tetangga, seperti Lampung yang mematok senilai Rp14.960 per tabung, Kota Bengkulu Rp14.500 per tabung dan Jambi yang mencapai Rp15.000 per tabung.

 

Menurut dia dengan adanya perbedaan HET  antar provinsi itu akan membawa dampak di daerah perbatasan sehingga HET elpiji Sumsel banyak diminati oleh masyarakat yang dekat dengan provinsi itu.

 

“sehingga kuota tabung elpiji 3 kg Sumsel banyak lari ke provinsi tetangga dan kemungkinan juga tabungnya ikut hilang dari peredaran Sumsel. Oleh karena itu harus ada solusi untuk menyesuaikan HET,” ujarnya.

 

Dia mengemukakan dengan penaikan HET sekitar Rp1.000 tersebut tidak akan berpengaruh signifikan terhadap harga yang diterima masyarakat.

 

“Masalahnya bukan di HET melainkan pola distribusi. Itu yang menyebabkan harga elpiji di tingkat masyarakat bisa tembus sampai Rp17.000 per tabung,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini