PEKERJA INDUSTRI: Sekitar 60% Hanya Lulusan SMP

Bisnis.com,24 Sep 2014, 11:45 WIB
Penulis: News Editor
Buruh Indonesia akan berkompetisi langsung dengan tenaga kerja negara-negara lain di ASEAN. /Bisnis.com

Bisnis.com, YOGYAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan sekitar 60% lebih pekerja di sektor Industri Indonesia adalah lulusan sekolah menengah pertama (SMP).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Ansari Bukhari mengatakan peningkatan kualitas tenaga kerja sektor industri mendesak dilakukan mengingat tenaga kerja di sektor itu masih dominasi oleh mereka yang berpendidikan SMP ke bawah.

"Oleh sebab itu, kami selalu mendorong penyiapan tenaga kerja Indonesia yang kompeten dan berkualitas melalui pembangunan berbagai akademi jenjang D1 dan D2 serta sekolah tinggi," kata Ansari dalam acara Wisuda Program Diploma III Akademi Teknologi Kulit Kemenperin di Yogyakarta, Rabu (24/9/2014).

Selain rendahnya pendidikan sumber daya manusia (SDM) tenaga kerja sektor industri, tingkat produktivitas tenaga kerja Indonesia dinilai jauh lebih rendah dibanding negara-negara di ASEAN.

Sebagai gambaran, berdasarkan produk domestik bruto atau PDB per tenaga kerja, produktivitas tenaga kerja Indonesia sebesar US$9.500, jauh di bawah Singapura yang US$92.000 per tenaga kerja, Malaysia US$33.000, dan Thailand US$15.000.

Sementara itu, jumlah pengangguran terbuka di Indonesia sebanyak 7,4 juta atau 6,25% dari jumlah penduduk.

Sayangnya, kualitas SDM belum sesuai dengan kebutuhan yang ada. "Belum lagi adanya pemberlakuan Pasar Bebas ASEAN pada akhir 2015. Maka tenaga kerja kita akan berkompetisi langsung dengan tenaga kerja negara-negara ASEAN lain," katanya.

Dukungan Kemenperin dalam mendorong dibangunnya sekolah-sekolah teknik industri salah satunya terlihat di Yogyakarta dengan diresmikannya gedung baru Akademi Teknologi Kulit di Bantul, Yogyakarta.

Lulusan akademi tersebut nantinya disalurkan ke daerah asal mereka untuk kemudian menjadi penyuluh industri di daerah masing-masing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini