Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) berencana menambah pinjaman luar negeri sebagai strategi diversifikasi sumber pendanaan murah.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan saat ini jumlah pinjaman luar negeri yang dimiliki BCA mencapai sekitar Rp5 triliun. Bank swasta dengan aset terbesar di Indonesia tersebut berencana kembali meraup dana pinjaman dari luar. “Ada rencana,” katanya, Selasa (23/9/2014).
Jahja mengatakan pinjaman luar negeri dapat memompa likuiditas perbankan dengan biaya murah. Biaya dana (cost of fund) yang ditanggung perseroan dari pinjaman luar negeri hanya berkisar 7,7% setelah dilakukan swap mata uang asing. Biaya tersebut lebih rendah dibandingkan dengan bunga deposito special rate yang kini masih bertengger di kisaran 8,5%.
Namun demikian, Jahja mengatakan pihaknya tidak akan terlalu agresif dalam mencari pendanaan dari pinjaman luar negeri. Secara umum, BCA tetap mengandalkan dana-dana murah dari tabungan dan deposito.
Hingga semester I/2014, BCA menghimpun dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp421,2 triliun, meningkat 11,3% year on year. Saldo dana rekening transaksi baik giro maupun tabungan mendominasi DPK dengan porsi 77,2%. Simpanan dalam bentuk tabungan dan giro meningkat 6,3% year on year menjadi Rp 325,2 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel