Bisnis.com, MANADO—Sejumlah perbankan di Sulawesi Utara (Sulut) berkomitmen akan menggenjot penyaluran kredit sektor perikanan seiring dengan potensi sektor tersebut yang masih besar untuk tumbuh ke depan.
Pimpinan Wilayah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) Manado Osbal Saragi menuturkan saat ini pihaknya telah menyalurkan kredit ke sektor perikanan sekitar Rp3,42 triliun atau 18% dari total kredit periode Januari-Agustus sebesar Rp19 triliun.
Meskipun cenderung terjadi peningkatan, tingkat penyaluran kredit di sektor perikanan ini masih perlu ditingkatkan lagi. “Kenapa? Karena sektor ini masih memiliki potensi yang besar untuk tumbuh, mulai dari hulu hingga hilir,” tuturnya kepada Bisnis, Selasa (23/9/2014).
Melihat masih tingginya potensi pengembangan sektor perikanan, sektor itu harus mendapat perhatian, baik dalam bentuk regulasi, kajian usaha, maupun dukungan pembiayaan.
“Intinya sebagai agen perekonomian daerah, perbankan akan selalu mendukung semua sektor yang ada di daerah ini,” ujarnya.
Dia menegaskan strategi peningkatan penyaluran pembiayaan ke sektor perikanan merupakan salah satu upaya bank pelat merah itu menggenjot kredit sektor produktif.
Menurutnya, saat ini porsi kredit sektor produktif mulai meningkat dibandingkan dengan kredit sektor konsumtif.
“Hingga akhir tahun lalu, perbandingan kredit produktif dan konsumtif 50:50, sekarang kredit produktif sudah mencapai 58% dan konsumtif 42%. Kami berharap nantinya 65% untuk produktif dan 35% untuk konsumtif,” tuturnya.
Sementara itu, Vice President PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Area Manado Hotman Nainggolan menuturkan sektor perikanan dan kelautan masih minim akses dengan perbankan.
“Kami telah masuk ke sektor ini, terutama ke trading-nya. Memang perlu digenjot lagi. Hasil produknya berorientasi ekspor sehingga berperan besar menambah devisa negara,” tuturnya
Data Bank Indonesia menunjukkan total kredit yang disalurkan (outstanding) perbankan ke sektor pertanian, perburuan (perikanan), dan sarana pertanian di Sulut mencapai Rp463,82 miliar per Juli atau tumbuh 8,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp428,27 miliar.
Sementara itu, total kredit ke industri pengolahan di daerah berjuluk Bumi Nyiur Melambai itu mencapai Rp666,05 miliar pada periode itu atau naik 29% dari sebelumnya Rp516,31 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel