INFLASI SEPTEMBER: Sulsel Masih Terkendali di Angka 0,25%

Bisnis.com,01 Okt 2014, 15:08 WIB
Penulis: Amri Nur Rahmat
Ilustrasi grafik inflasi/Bisnis

Bisnis.com, MAKASSAR--Laju inflasi Sulawesi Selatan cenderung terkendali sepanjang tahun lalu kendati harga sejumlah komoditas pangan dan jasa mengalami kenaikan.

Sepanjang September 2014, laju inflasi di daerah ini mencapai 0,25% atau lebih rendah dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya yang mencapai 0,4%.

Kepala Badan Pusat Statistik Sulsel Nursam Salam mengatakan secara umum inflasi masih tetap terjaga seiring dengan lancarnya distribusi barang dalam memenuhi permintaan masyarakat.

"Memang ada beberapa komoditas yang [harganya] bergerak naik pada bulan lalu, tetapi terdapat pula yang justru turun seperti bawang merah, ikan, dan buah-buahan sehingga menekan laju inflasi, apalagi itu memang paling utama diserap rumah tangga," katanya, Rabu (1/10/2014).

Secara terperinci, Nursam memaparkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah bahan makanan sebesar 0,02% dan kelompok sandang yang mencapai 0,33% pada September 2014.

Sedangkan kelompok pengeluaran lainnya kompak mengalami kenaikan indeks, yakni makanan jadi dengan inflasi 0,42%, perumahan, air, listrik dan gas 0,58%, kesehatan 0,74%, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,66% serta transportasi, komunikasi dan jasa 0,04%.

Dengan kondisi tersebut, laju inflasi tahun kalender September 2014 mencapai 3,81% dan laju inflasi secara tahunan (year on year) mencapai 3,72%.

Di sisi lain, laju inflasi Sulsel yang masih terkendali tersebut juga ditopang dengan posisi deflasi pada sejumlah kota IHK di daerah ini yang mengalami deflasi seperti Watampone, Bulukumba dan Palopo.

Sedangkan Makassar dan Parepare yang juga merupakan pusat kegiatan ekonomi Sulsel tercatat mengalami inflasi masing-masing 0,39% dan 0,04% sepanjang September 2014.

Sementara itu, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan pihaknya bersama dengan seluruh komponen Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) akan terus memantau jalur distribusi barang dan ketersediaan pasokan pangan.

"Apalagi pekan pertama Oktober ada hari raya Idul Adha yang akan memicu tingginya permintaan, ini yang akan kita antisipasi. Karena jangan sampai tren inflasi yang terjaga dalam 3 bulan terkahir bisa kembali meningkat," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini