Pro Kontra Reklamasi Teluk Benoa, Ini Kata Pakar Lingkungan

Bisnis.com,03 Okt 2014, 10:29 WIB
Penulis: Rahmayulis Saleh

Bisnis.com, JAKARTA-- Penyediaan lahan bagi aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat semakin sulit, seiring dengan perkembangan zaman. Daerah pantai menjadi perhatian dan tumpuan harapan dalam menyelesaikan masalah hunian penduduk perkotaan.

Untuk mendapatkan lahan, salah satunya dengan memanfaatkan lahan atau habitat yang sudah ada, seperti perairan pantai, lahan basah, pantai berlumpur dan lainnya yang dianggap kurang bernilai secara ekonomi dan lingkungan. Kemudian dibentuk menjadi lahan lain yang memberikan keuntungan atau reklamasi.

Hal ini pula yang akan diterapkan di Pulau Bali, yakni rencana reklamasi Teluk Benoa.

Made Mangku, Ketua Sekretariat Kerja Pelestarian dan Penyelamatan Lingkungan Hidup (SKPPLH), mengatakan Bali bukanlah satu-satunya pulau yang direklamasi.

Fenomena ini juga dialami sejumlah negara maju, sehingga kawasan pantai menjadi perhatian, dan tumpuan harapan dalam menyelesaikan penyediaan hunian penduduk perkotaan.

Menurut Made, pro dan kontra rencana reklamasi Teluk Benoa sangat masuk akal. "Pasalnya, masyarakat yang tidak paham tentang alam, ikut memberi pandangan tentang reklamasi. Apalagi ditambah dengan bumbu politik," kata Made, yang juga pakar pesisir Bali, saat dihubungi di Jakarta, Jumat (3/10/2014).

Dia menuturkan kondisi Teluk Benoa sudah terjadi pendangkalan dan sedimentasi sudah hampir menyentuh pesisir mangrove. Selain itu terjadi pula luberan sampah di mana-mana.

Melihat kondisi seperti itu, katanya, otomatis tidak ada ikan lagi yang bisa ditangkap oleh nelayan di teluk saat laut surut.

Menurut dia, jumlah biota laut di teluk ini nantinya akan semakin minim. Itu disebabkan oleh sedimentasi yang sudah sangat tinggi, perubahan bentang alam, perluasan pelabuhan Benoa, dan terjadi penyumbatan di daerah hilir DAS (daerah aliran sungai).

"Reklamasi bisa dilakukan. Tapi dengan catatan nelayan sekitarnya disiapkan tempat untuk budidaya, seperti kerambah ikan, udang, kerang, kepiting dan juga budidaya rumput laut," ujar Made.

Begitu pula untuk hasil budidayanya, katanya, disiapkan pasar atau dibeli oleh investor melalui dana CSR perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor:
Terkini