Rupiah Tertekan, BI Rate Berpeluang Naik Lagi

Bisnis.com,07 Okt 2014, 10:40 WIB
Penulis: Novita Sari Simamora

Bisnis.com, JAKARTA--Sejumlah bankir memprediksi suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) tidak akan turun dan memiliki ruang untuk naik karena nilai tukar rupiah tertekan, meskipun inflasi terkendali.

Direktur Utama PT Bank DKI Jakarta Eko Budiwiyono mengungkapkan tertekannya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di level Rp12.000 tidak akan membuat BI Rate turun. Dia bahkan memprediksi BI Rate akan naik, apalagi dengan gejala kenaikan Fed Fund Rate.

"Ada gejala capital flights, karena kenaikan suku bunga the Fed, kemungkinan akan dinaikkan sedikit, mungkin 25 basis poin," ungkapnya, Senin (6/10/2014).

Pendapat berbeda datang dari Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja yang mengharapkan agar BI Rate tetap di level 7,5% sebab kondisi makro ekonomi domestik cenderung terjaga. Selain itu, lanjutnya, tingginya BI Rate berdampak pada perlambatan kredit perbankan.

Gubernur BI Agus D. W. Martowardojo mengungkapkan secara year to date pelemahan nilai tukar mencapai 0,12%, sedangkan month to month 1,57%.

Walaupun rupiah masih tetap melanjutkan pelemahan, Agus mengungkapkan fundamental Indonesia menunjukkan perbaikan, dilihat dari tren inflasi yang menurun dan harga gejolak makanan mulai menunjukkan deflasi.

Hingga September 2014, inflasi mencapai 0,27% m-t-m, sedangkan secara tahunan laju inflasi mencapai 4,53%.

"Kita tunggu pemerintah melakukan kebijakan untuk meyehatkan subsidi energi, termasuk kebijakan fix strategi dan itu akan membuat inflasi jauh lebih baik," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor:
Terkini