Selisih Harga Biji Kakao Fermentasi dan Asalan Seharusnya Lebih Besar

Bisnis.com,14 Okt 2014, 00:12 WIB
Penulis: Irene Agustine
Biji kakao. /
Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi Kakao Fermentasi Indonesia Samsudin Said mengatakan petani kakao terus merugi akibat selisih harga fermentasi biji kakao dan biji kakao asalan dalam negeri.
 
Dia mengatakan selisih harga yang sepatutnya diterima petani fermentasi biji kakao fermentasi dan biji kakao asalan mencapai Rp5.000, sedangkan faktanya selisih harga hanya Rp2.000-Rp2.500.
 
“Produksi kita sedikitnya mencapai 700.000 ton atau setara 700 juta kilogram. Jika selisih seribu, kita kehilangan Rp700 miliar,” katanya saat dihubungi Bisnis baru-baru ini.
 
Dia mengatakan dengan selisih harga yang mencapai Rp2.000-Rp3.000, keuntungan untuk petani seharusnya juga makin berlipat yakni mencapai Rp1,4- Rp2 triliun.
 
“Sementara masih 90% lebih yang kita perdagangkan bukan kakao fermentasi, memang tahun 2016 permentan itu katanya wajib tapi seharusnya pemerintah segera menindak itu. Katakan tidak boleh,” tuturnya.
 
Menurutnya, petani biji kakao asalan sebenarnya tidak mempermasalahkan teknik fermentasi. Namun, karena kakao non fermentasi masih ada yang membeli, seperti pedagangm pengumpul, dan pabrik, maka petani malas melakukannya.
 
Samsudin juga mengatakan harga fermentasi biji kakao kerap disamaratakan dengan biji kakao asalan oleh pedagang. Padahal, fermentasi menjadi salah satu kriteria mutu dari kakao yang diperdagangkan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Setyardi Widodo
Terkini