Perlu Dibuat Aturan untuk Memaksa Alih Teknologi

Bisnis.com,15 Okt 2014, 01:30 WIB
Penulis: Dini Hariyanti
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Industri elektronik termasuk bidang yang cepat dalam hal pembaruan teknologi. Setiap dua atau tiga tahun produsen melakukan pengembangan teknologi produk guna menghasilkan barang yang lebih canggih.

Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Budi Darmadi mengatakan tren tersebut perlu dibarengi peraturan yang bisa mendorong alih teknologi dari produsen asing kepada industri nasional.

Oleh karena itu, kebijakan yang dibuat menyesuaikan tren industri yang ada. Regulasi yang diterapkan harus dapat memaksa terjadinya alih teknologi ke dalam negeri, misalnya menggunakan instrumen tingkat konten lokal.

“Transfer teknologi itu cuma ada di buku, yang kita lakukan adalah memaksa alih teknologi. Caranya macam-macam, salah satunya melalui aturan tingkat kandungan dalam negeri,” tuturnya, di Jakarta, Selasa (14/10/2014).

Fokus manufaktur produk elektronik berbeda dengan otomotif yang tujuan utamanya memperkuat penguasaan pangsa di pasar domestik. Pasalnya serapan produk elektronik lebih di luar negeri lebih banyak dibandingkan dengan dalam negeri.

Budi menjelaskan penjualan elektronik konsumsi seperti mesin cuci, kulkas, AC, dan televisi di domestik sekitar US$3,5 miliar per tahun tetapi ekspor bisa mencapai US$7,5 miliar. Pasar ekspor utama elektronik buatan Indonesia misalnya Asean, Eropa, dan Amerika.

“Sebelum memproduksi di sini produsen akan memenuhi volume minimum order sehingga skala keekonomian terpenuhi. Skala keekonomian ini berbeda-beda setiap produk,” ujarnya.

Siklus pembaruan teknologi yang cepat lantaran produsen sendiri rajin memperbarui varian produk. Budi Darmadi menilai jika ingin bertahan maka produsen memang harus meninggalkan produk low-end lantas beralih ke high technology.

Salah satu contoh yakni di segmen elektronik televisi. Sejak pertengahan 2013 LG Indonesia resmi meninggalkan era produksi televisi layar cembung. Pasalnya harga produk ini meroket sedangkan tren harga televisi LCD semakin murah. Walhasil keuntungan dari penjualan televisi layar cembung tidak ekonomis lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sepudin Zuhri
Terkini