Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Direktur PT OCBC NISP Tbk. Parwati Surjaudaja menuturkan perlambatan pertumbuhan kredit sejalan dengan pertumbuhan dana.
"Saat ini segmen yang menjadi prioritas adalah ritel," ungkapnya, Selasa (14/10/2014).
Dalam Survei Perbankan kuartal III/2014 yang dirilis BI, menyebutkan perlambatan pertumbuhan kredit baru terjadi pada kelompok bank besar, sedangkan bank kecil menengah relatif stabil.
Selain itu, rendahnya permintaan pembiyaan dari nasabah, kenaikan suku bunga dan meningkatnya risiko pemberian kredit menjadi faktor utama perlambatan.
Dia pun tak menampik bahwa suku bunga kredit akan mengalami kenaikan karena jatuh tempo dana dan kredit lama yang masih mengikuti rate yang lama.
Sebanyak 76,6% responden mengalami deviasi di atas 5% dari target kredit. Pengajuan kredit baru yang tidak disetujui oleh bank turun dari 12,9% menjadi 10,5% pada kuartal III/2014.
Adapun responden dari survei ini adalah 42 bank umum yang berkantor pusat di Jakarta, dengan pangsa kredit sekitar 80% dari nilai total kredit bank umum nasional.
Survei perbankan dituliskan, memproyeksi pertumbuhan kredit hingga akhir tahun akan 14,4% secara year on year. Perlambatan kredit baru pun akan tetap berlanjut sebab bunga kredit masih mencatatkan tren penaikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel