Peternak Ayam Di Indonesia Pesimistis

Bisnis.com,28 Okt 2014, 16:03 WIB
Penulis: Adi Ginanjar Maulana

Bisnis.com, BANDUNG — Kalangan peternak unggas pesimistis Indonesia mampu melakukan ekspor ayam olahan dan telur ke wilayah Asia pada tahun depan dipicu nilai residu yang tinggi.

Ketua Perhimpunan Peternak Unggas Indonesia (PPUI) Ashwin Pulungan menyatakan salah satu pemicu nilai residu tinggi karena ada bahan pakan yakni meat bone meal (MBM) atau tepung daging yang diduga masih digunakan sebagian peternak.

Menurutnya, penggunaan MBM yang merupakan pengganti bahan baku ikan pada pakan sulit dideteksi terhadap peternak karena jumlahnya yang cukup banyak.

"Penggunaan MBM ini yang dikhawatirkan Indonesia tidak akan mampu mengekspor daging ayam olahan dan telur," katanya kepada Bisnis.com, Selasa (28/10/2014).

Dia menjelaskan negara-negara di Asia mayoritas memiliki persyaratan yang tingkat keamanannya tinggi sehingga dikhawatirkan menolak ekspor yang dilakukan Indonesia.

Ashwin menyarankan pemerintah turun langsung ke lapangan untuk mengecek higienitas dari produk untuk memenuhi persyaratan ekspor ke negara tujuan.

"Jika hal ini tidak dilakukan jangan harap Indonesia bisa melakukan ekspor ke negara Asia," ujarnya.

Adapun, ekspor yang masuk pencatatan pemerintah selama ini merupakan produk penanam modal asing (PMA) yang melakukan aktivitas di Indonesia, kemudian memasarkan produknya ke negara mereka.

"Misalnya ekspor dilakukan ke Thailand. Itu bukan ekspor, tapi PMA itu memang milik Thailand yang beroperasi di Indonesia dan memasarkan produk di negaranya," katanya.

Dengan demikian, lanjutnya, tidak ada nilai tambah maupun devisa yang besar dari proses ekspor seperti itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini