Pasok Air ke PLTA Aman Meski Bendungan Sutami Kritis

Bisnis.com,28 Okt 2014, 17:31 WIB
Penulis: Choirul Anam
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, MALANG—Pasokan air ke Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sutami aman  meski bendungan setempat kondisinya kritis karena kekurangan pasokan air.

Sekretaris Perusahaan Umum Jasa Tirta (PJT) I Malang Ulie Mospar Dewanto mengatakan ketersediaan air masih mencukupi untuk menggerakkan generator PLTA.

“Kebutuhan air minimal untuk PLTA dipolakan 255 mdpl (meter di atas permukaan laut),” kata Ulie Mospar Dewanto di Malang, Selasa (28/10/2014).

Dengan demikian, lanjut dia,  PJT I tetap mengoperasikan fungsi waduk sesuai kebutuhan kendati tidak bisa memaksakan operasional waduk secara penuh karena minimnya air baku.

Hal itu bisa terjadi pasokan air  dari delta Sungai Brantas tidak banyak, hanya rata-rata 5 m³ per detik sampai 6 m³ per detik per hari.

Karena alasan itulah, elevasi atau ketinggian permukaan air di Waduk Sutami merosot dari pola seharusnya 261,57 meter di atas permukaan laut (mdpl), sekarang hanya 259,52 mdpl.

Hal itu disebabkan oleh kondisi aktual inflow (air masuk) ke waduk hanya 31,89 m³ per detik dari pola seharusnya 45,85 m³ per detik.

Kondisi serupa juga terjadi pada elavasi Waduk Wonogiri di Jateng yakni polanya 127,08 mdpl, tapi aktual hanya 126,54 mdpl sehingga ketersediaan air baku di bawah pola dan merosot akibat kemarau.

Karena itulah,  pihaknya melakukan efisiensi secara ketat untuk pengaturan air irigasi.

Agar air bisa mencukupi, kebutuhan irigasi dikurangi yakni di pintu air Lodagung sebanyak 10% dan di Mrican sebanyak 3 m³ per detik dari pola 13 m³ per detik.

Pelepasan air itu guna menjaga irigasi di Malang, Blitar, Kediri, Nganjuk dan sekitarnya tetap terjaga.

Dia menegaskan merosotnya air baku ini terjadi lantaran fenomena alam Elnino yang ditandai dengan musim kemarau pada tahun ini diprediksi bakal panjang dan musim hujan yang diprediksi pendek.

Karena itulah,  PJT melakukan antisipasi dengan  mengajukan modifikasi cuaca kepada Pemerintah Provinsi Jatim dengan mengirim surat ke Gubernur Jatim Soekarwo.

Gubernur sudah memberikan persetujuan pada 17 Oktober 2014 untuk melaksanakan hujan buatan pada November mendatang.
PJT sebenarnya berkeinginan mempercepat hujan buatan yang menelan dana Rp2 miliar pada Oktober karena kondisi air baku semakin kritis.

Namun dengan pertimbangan kendala operasional pesawat, maka pelaksanaannya dipastikan November.

Volume air di  waduk yang handal diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air baku bagi irigasi, perikanan, PDAM, dan industri, kini PJT membuat solusi melepas air sebanyak 6 m³ per detik dari Waduk Wonorejo, Tulungagung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini