Bisnis.com, BALIKPAPAN—Bank BNI menggencarkan sosialisasi transaksi lindung nilai (hedging) guna membantu kepada nasabah dari berbagai sektor memahami risiko yang dihadapi saat melakukan transaksi menggunakan valuta asing.
Head of Treasury BNI Bimo Notowidigdo mengatakan saat ini masih banyak nasabah yang belum benar-benar memahami risiko transaksi valuta asing dan transaksi lindung nilai.
“Nasabah ada yang sebagian sudah aware, tapi mungkin aplikasinya belum. Mereka belum tentu tahu produk mana yang cocok buat mereka. Jadi tingkat awareness-nya beda,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (28/10/2014).
Menurutnya, transaksi lindung nilai sangat bermanfaat bagi pelaku industri yang memiliki cash flow valas. Dengan melakukan lindung nilai, para pengusaha dapat mengelola cash flow valas dan future cash flow-nya tanpa terpengaruh fluktuasi valuta asing.
Sayangnya, banyak nasabah—baik swasta maupun BUMN—yang menyadari risiko transaksi dengan valuta asing tetapi masih ragu-ragu untuk mulai melindungi cash flow-nya dengan transaksi lindung nilai.
Sosialisasi semacam ini telah dilakukan oleh Bank BNI di tiga wilayah, yakni Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Pihaknya belum merambah sosialisasi transaksi lindung nilai ke wilayah Sulawesi dan Indonesia Timur lainnya lantaran potensi transaksi hedging yang masih terbilang minim.
“Potensi hedging atau nasabah yang aktif bertransaksi dengan valuta asing itu masih sedikit, kami masih fokus ke daerah yang potensinya lebih besar,” tambahnya.
Dalam sosialisasi yang dilakukan di Balikpapan, Bank BNI mengundang pengusaha dari industri pertambangan, perminyakan, pelayaran, dan perdagangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel