Triwulan III/2014, OCBC NISP Bukukan Laba Rp942 Miliar

Bisnis.com,28 Okt 2014, 17:38 WIB
Penulis: Thomas Mola
PT Bank OCBC NISP Tbk./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank OCBC NISP Tbk (Bank OCBC NISP) membukukan laba Rp942 miliar pada triwulan III/2014. Laba itu tumbuh 12% dari pencapaian pada periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp838 miliar. Kenaikan laba ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih menjadi Rp 2,7 triliun pada September 2014 dari Rp 2,3 triliun pada September 2013.

Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan tahun 2014 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi industri perbankan di Indonesia.

"Kondisi likuiditas yang ketat, hingga pelemahan nilai tukar rupiah akhir-akhir ini senantiasa kami monitor pengaruhnya dari waktu ke waktu guna dilakukan penyesuaian strategi jangka pendek maupun jangka panjang,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Selasa (28/10).

Dia menjelaskan untuk penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), Bank OCBC NISP mencatatkan pertumbuhan sebesar 26% atau setara dengan nominal sebesar Rp79,5 trilliun dari Rp62,9 triliun pada periode yang sama lalu. Kondisi itu menyebabkan rasio intermediasi (Loan to Deposit Ratio/LDR) pada triwulan III berada pada level 83,6%.

Pasalnya, pertumbuhan kredit (gross) tercatat hanya sebesar 9% (y-o-y) menjadi Rp 66,6 triliun pada akhir triwulan III 2014 dari Rp 61 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dari jumlah itu kredit modal kerja memiliki pangsa sebesar 42%, sedangkan sisanya berupa kredit investasi dan kredit konsumsi masing-masing sebesar 40% dan 18%.

Kondisi itu mendorong pertumbuhan aset perseroan. Pada triwulan III/2014, aset bank yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh OCBC Bank Singapore itu tumbuh 23% (y-o-y) menjadi Rp109,1 triliun dari posisi Rp88,5 triliun pada triwulan III/2013.

Beberapa indikator kesehatan bank lainnya nampak terkendali. Non Performing Loan (NPL) net terjaga pada level 0,7%. Rasio permodalan (CAR) juga meningkat menjadi 19,1%, sedangkan return on asset (ROA) & return on equity (ROE) masing-masing berada pada level 1,7% & 9,2%.

“Kondisi perekonomian saat ini masih belum pulih, tetapi kami proaktif mendorong pertumbuhan bisnis yang sehat. Dengan ditunjang pondasi keuangan yang kokoh dan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, kami terus menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan integrasi Masyarakat Ekonomi Asean pada tahun mendatang,” lanjut Parwati.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini