Bisnis.com, JAKARTA —Kondisi nasional yang berangsur tenang pascapilpres membuat lembaga internasional kembali memberi kepercayaan kepada Indonesia.
Euler Hermes, pemimpin global untuk asuransi kredit perdagangan, menaikkan peringkat Indonesia menjadi B2 seiring dengan meredanya ketidakpastian politik, penurunan terhadap volatilitas nilai tukar uang dan berlanjutnya konsumsi domestik secara positif.
Sebelumnya, Euler Hermes memberikan peringkat C3 kepada Indonesia.
Peringkat C3 menunjukkan bahwa secara umum, ekonomi dan perdagangan serta perusahaan-perusahaan di Indonesia berada dalam kondisi rata-rata dengan beberapa bagian yang masih perlu dibenahi.
Sebagai gambaran, Euler Hermes secara berkala mengeluarkan pemeringkatan sebagai barometer indikasi akan kemungkinan terjadinya kredit macet dan atau kepailitan terhadap perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Mahamoud Islam, Ekonom Senior di Euler Hermes Asia memaparkan, pasar mengharapkan pemerintahan baru untuk fokus dalam meningkatkan tabungan nasional guna membiayai investasi domestik, mempercepat reformasi lingkungan bisnis dan meningkatkan pembelanjaan terhadap infrastruktur agar semakin menarik bagi investor jangka panjang.
“Inisiatif ini akan menurunkan ketergantungan terhadap aliran modal jangka pendek sehingga dapat mengurangi kerentanan terhadap perubahan nilai tukar,” jelasnya melalui siaran resmi yang diterima Bisnis, Senin (3/11/2014).
Mahamoud memperkirakan GDP Indonesia pada 2015 akan berada di +5,8%, dari sebelumnya +5,2% PADA 2014.
Menurutnya, Gambaran demografis yang terdiri dari populasi muda dalam jumlah besar, sumber daya alam yang berlimpah dan rekam jejak kebijakan fiskal yang kuat, akan mendukung Indonesia.
Dia menyebutkan, naikknya peringkat Indonesia juga memberikan catatan bahwa Presiden terpilih, Joko Widodo, memperoleh keuntungan atas niat baik dari investor domestik dan internasional. “Namun inisiatif reformasi tersebut kini menantikan eksekusi yang cepat,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel