Bisnis.com, SURABAYA--PT Bank Negara Indonesia Tbk melelang aset Rp1,3 triliun sebagai bagian pemulihan kredit bermasalah.
General Manager Commercial Remedial & Recovery Division BNI Slamet Djumantoro menguraikan lelang aset ini terdiri dari 357 unit bangunan dan tanah. Aset bernilai Rp1,3 triliun tersebut merupakan anggunan debitur tapi gagal bayar.
"Ini recovery pertama, target tahunan kami bisa Rp2,5 triliun dan tinggal kurang Rp1 triliun sehingga diharapkan bisa terpenuhi sampai akhir tahun,"
jelasnya di Surabaya, Kamis (6/11/2014).
Slamet menuturkan aset yang dilelang berbentuk rumah, pabrik, tanah kosong, stasiun pengisian bahan bakar dsb. Lokasi aset tersebar di Jawa, Kalimantan dan Sumatra. Rentang harga aset yang dilelang Rp100 juta sampai Rp40 miliar.
Peminat aset yang dilelang, kata dia, bisa membeli dengan sistem over kredit khusus rumah. Sedangkan untuk pabrik maupun gudang harus dibayar dalam bentuk tunai.
"Rumah bisa KPR karena waktu lebih singkat sedangkan untuk aset lebih besar perlu tunai karena pembayaran tinggal 2 bulan sebelum akhir tahun," ujarnya.
Menurutnya pemulihan kredit bermasalah dengan melelang aset bertujuan menjaga nonperforming loan.
Saat ini NPL BNI 2,2% sehingga bila target pemulihan tercapai nilai tersebut bisa turun. Selain itu pelelangan aset bisa menambah laba.
Perseroan, kata dia, sebenarnya mengelola aset jaminan debitur bermasalah sekitar Rp5 triliun. Namun, pada 2014 karena ada sejumlah kegiatan skala nasional yang menyebabkan pelelangan sebagai bagian pemulihan baru bisa dilakukan sekali.
CEO BNI Wilayah Surabaya Dasuki Amsir mengatakan pelelangan aset dilakukan di Surabaya didasari karena permintaan properti di wilayah ini kuat.
Selain itu sekitar 160 rumah berada di Jawa Timur sehingga bila konsumen berminat mudah untuk melihat fisik barang yang dilelang.
"Nanti polanya kalau harga cocok bisa langsung dibayar tunai, tapi kalau mau menawar bisa mengikuti lelang," jelasnya.
Menurutnya berdasar pengalaman sebelum-sebelumnya bila realisasi lelang bisa 50% dari target sudah cukup bagus sehingga proyeksi pesimistis lelang yang dimulai pekan depan di JX Internasional ditarget dinilai Rp600 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel