KTT G20: Putin Dilabrak Para Pemimpin Eropa dan AS

Bisnis.com,15 Nov 2014, 13:48 WIB
Penulis: Wike Dita Herlinda
Presiden Rusia Vladimir Putin/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA--Rusia ‘dilabrak’ para pemimpin Eropa dan Amerika Serikat pada forum G-20 di Brisbane, terkait isu agresi ke Ukraina.

Presiden AS Barack Obama mengatakan agresi Rusia adalah ancaman nyata bagi dunia. Sementara itu, negara-negara Eropa mengancam menjatuhkan sanksi lebih berat ke Rusia juga tidak segera berhenti mengirimkan senjata dan tentara ke Ukraina.

Isu Ukraina menjadi agenda sampingan yang paling banyak dibahas di KTT G-20. Selain itu, Obama mengangkat isu keamanan dan perubahan iklim di tengah-tengah perundingan, sehingga menutupi topik seputar pelemahan pertumbuhan ekonomi global.

Menurut Obama, sebagaimana dilaporkan Reuters, AS berada di garis depan dalam melawan agresi Rusia terhadap Ukraina. “Ini adalah ancaman terhadap dunia, sebagaimana kita melihat jatuhnya MG17,” ujarnya Sabtu (15/11/2014).

Presiden Dewan Eropa Herman Van Rompuy juga mengatakan Rusia harus berhenti memasok senjata dan tentara ke Ukraina, menekan pemberontak untuk menerima gencatan senjata, atau menjatuhkan sanksi tambahan.

Para menteri luar negeri negara-negara Eropa akan mengadakan pertemuan pada Senin untuk membahas situasi di Ukraina dan menentukan apakan mereka perlu menjatuhkan sanksi lebih lanjut kepada Rusia.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan G-20 dan dia dipastikan duduk di tengah-tengah tekanan diplomatik yang sangat intensif agar dirinya mengubah kebijakan terhadap Ukraina.

“Saya ingin menegaskan kembali bahwa Uni Eropa percaya masih ada solusi politis untuk mengatasi krisis ini. Kami akan terus menggunakan upaya diplomatik, termasuk melalui sanksi, dalam pembicaraan kami,” imbuh Van Rompuy.

NATO dan para pemimpin Ukraina yang pro-Barat telah menuduh Rusia mengirimkan tentara dan senjata ke wilayah timur Ukraina untuk membantu para pemberontak pro-Rusia dalam melancarkan serangan ofensif baru yang menewaskan lebih dari 4.000 orang sejak April.

Bagaimanapun, Rusia menyangkal tuduhan itu. “Kami tidak terlibat,” tegas juru bicara luar negeri Kremlin, Yuri Ushakov di sela-sela rapat G-20.

 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ismail Fahmi
Terkini