FREEPORT INDONESIA Segera Bangun Pabrik Semen di Timika

Bisnis.com,15 Nov 2014, 14:18 WIB
Penulis: Lahyanto Nadie
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, TIMIKA - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Rozik B. Sutjipto akan mengkaji soal usulan pembangunan pabrik semen di Timika di lahan yang dimilikinya sehingga bisa menekan biaya investasi.

"Untuk usulan pembuatan pabrik semen itu akan kami kaji lebih dalam, karena nanti juga hubungannya dengan pemerintah daerah juga," tutur Rozik di Timika kepada wartawan, Jumat (14/11/2014).

Ia mengatakan bahwa selain kewajiban membangun smelter yang saat ini tengah disiapkan, usulan pembangunan pabrik semen menjadi masukan yang berharga untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Pupua khusunya Kabupaten Timika, tempat perusahaan Amerika Serikat itu menambang bijih emas, tembaga dan perak itu sejak 1974.

Sebelumnya Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang yang melakukan kunjungan kerja ke kantor pusat PT Freeport di Timika, Papua. Kepada Presiden Direktur PT Freeport, Oesman meminta agar mau membangun pabrik semen di Papua.

"Harga semen di Papua dengan di Jawa itu sangat berbeda. Di Jawa satu sak hanya Rp50.000, sedangkan di Papua bisa sampai Rp1 juta bahkan Rp2 juta," kata Oesman.

Oesman menyarankan sebaiknya PT Freeport mau membangun pabrik semen di Papua karena nilai investasi untuk membangun pabrik semen tak akan terlalu besar.

"Investasi pabrik semen paling hanya US$500 juta. Tak seberapa dibandingkan dengan investasi Freeport sampai lebih dari US$5 miliar," kata Oesman.

"Investasi pabrik semen itu manfaatnya akan langsung terasa bagi masyarakat sekitar dan prosesnya tidak terlalu lama," imbuhnya.

Selain guna memenuhi kebutuhan semen masyarakat Papua, pembangunan pabrik semen juga bisa menyerap tenaga kerja masyarakat asli Papua sehingga tahu bagaimana cara membuat semen. Jadi selain meningkatkan kesejahteraan, pembangunan sumber daya manusia juga ada transfer teknologi.

Dalam kesempatan terpisah Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan bahwa APBD provinsinya lebih banyak dibelanjakan ke provinsi lain. “Sekitar 70% dibelajakan ke Jawa Timur dan Sulawesi Selatan sehingga dana sebesar itu hanya transit di Papua,” katanya ketika sosialisasi Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika di kantornya hari ini (Sabtu, 15/11/2014).

Rasanya kita tidak seperti di Indonesia karena harga 1 liter bensin mencapai Rp60.000 dan 1 sak semen Rp2 juta. “Apakah itu adil? Apakah kita orang Indonesia?”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Sepudin Zuhri
Terkini