Koba Tin Jual Aset Demi Utang & Karyawan

Bisnis.com,16 Nov 2014, 03:14 WIB
Penulis: News Editor
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, KOBA -  PT Koba Tin akan menjual asetnya untuk membayar semua utang dan sejumlah hak mantan karyawan.

"Kalau sisa pesangon sudah kami lunasi dengan hasil penjualan intermediate, sementara untuk membayar hak mantan karyawan yang masih tertinggal masih menunggu penjualan aset," kata Direktur Corporate Affairs PT Koba Tin, Joni AR di Koba, Sabtu (15/11/2014).

Ia menjelaskan, pembayaran hak tertinggal mantan karyawan hingga sekarang belum diketahui jumlahnya karena masih dilakukan penghitungan secara rinci.

"Termasuk hitungan karyawan yang punya utang ke perusahaan nanti akan dipotong, jumlahnya juga belum tahu karena tim tujuh yang dibentuk untuk melakukan penghitungan juga belum punya data yang pasti," ujarnya.

Menurut dia, di antara solusinya Kementerian ESDM akan memanggil Presdir PT Koba Tin untuk mengetahui berapa nilai aset dan berapa utang terhadap mitra.

"Pembayaran hak tertinggal dan utang kepada mitra tergantung dari penjualan aset dan hasil pertemuan dengan Kementerian ESDM," ujarnya.

Sementara Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Bangka Tengah, Syamsuhairil meminta penghitungan hak mantan karyawan yang tertinggal dapat diselesaikan dalam waktu cepat.

"Selesaikan dulu berapa hak karyawan yang tertinggal, sehingga tidak menimbulkan tanda tanya dan itu harusn dilakukan secara transparan," ujarnya.

Ia mengatakan, pembayaran sisa pesangon sebesar 25 persen sudah diselesaikan pihak manajemen PT Koba Tin setelah didesak cukup lama.

"Uang pembayaran pesangan tersebut bersumber dari hasil penjualan intermediate yang nilainya Rp9 miliar," ujarnya.

Ia menjelaskan, intermediate atau sisa hasil pengolahan timah itu dibeli pihak PT Timah Tbk dan perusahaan negara itu sudah mencairkan uangnya.

"Kami langsung menemui pihak PT Timah dan ternyata uang pembelian intermediate sudah ditransfer ke rekening milik PT Koba Tin," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini